Nasehat Bapak yang kutulis pada 26 Juni 2009 dan baru kutemukan setelah otak atik si Lena alias Leptop Nana. Meskipun yang dicari ngga ketemu tetapi membaca tulisan ini cukup menggetarkan hati, mengingat How care my father about me.
Subhanallah, pagi ini terasa begitu indah bagiku. Pagi-pagi aku sudah mendapat pelajaran berharga. Bapak mengingatkan ketika aku meminta ijin untuk pergi ke luar kota bersama teman-temanmu. Bapak juga tidak mengatakan kalau aku tidak boleh ikut, tapi jawaban dari bapak cukup menjawab keraguan hatiku.
“Ingat identitasmu sebagai muslimah” kata bapak. “kamu adalah seorang muslimah, coba pikir apa yang akan kamu lakukan ketika kamu pergi nanti? Apakah hijabmu masih terjaga?”
Ya, aku mengerti. Aku seorang muslimah bukan seorang wanita jahiliyah atau muslimah yang bertingkah laku layaknya jahiliyah karena membebek kepada barat yang beredar saat ini. Aku seorang akhwat yang harus menjaga akhlakku dan menjaga hijabku. Aku tidak bisa seenaknya. Jalan-jalan, ketawa-ketiwi bersama teman-teman dan menghambur-hamburkan uang. Lupa akan Allah dan hanya mementingkan kesenangan semata. Ya, aku adalah muslimah dan aku harus mempertahankan izzahku sebagai muslimah.
Rekreasi memang diperlukan tapi rekreasi yang syar’i. Dimana rekreasi itu merupakan istirahat sejenak dari aktifitas dakwah tetapi lebih meningkatkan keimanan kepada Allah. Rekreasi yang membuat kita semakin dekat dengan Allah. Rekreasi yang membuat kita segar kembali untuk mengemban amanah-amanah dakwah. Rekreasi yang menyegarkan pikiran dan siap berkonstribusi lebih untuk ekspansi dakwah. Itu yang dinamakan rekreasi, bukan senang-senang menghabiskan uang tanpa manfaat malah banyak mudharat.
Alhamdulillah, Allah masih menjagaku hari ini. Menjagaku dari keinginan hawa nafsuku. Menjagaku agar jauh dari godaan-godaan setan yang terlaknat dan menjaga izzahku sebagai muslimah. Syukron Bapak, atas kebijaksanaan dan nasehatmu.
0 comments:
Post a Comment