Saat belajar bersama di kost, seorang adik yang juga salah
satu penghuni kost bertanya tentang apa yang lebih penting IPK atau aktif di
organisasi di kampus. Suatu hal yang membingungkan dan hal ini biasanya
dirasakan oleh semua mahasiswa baru. Ada kegalauan antara harus belajar dengan
giat agar IPK bagus atau aktif di organisasi. Bagi mereka dunia kampus adalah
berbeda. Saatnya mereka melepas seragam putih abu-abu dan mulai mencari jati
diri.
Belajar pada
tingkat universitas khususnya tingkat S1, kita akan dihadapi dengan kuliah dan
organisasi. Ketika dibangku SMA, nilai selalu jadi prioritas utama dan
organisasi hanya menjadi kegiatan tambahan bagi siswa. Hal ini berbeda dengan
aktifitas di universitas dimana sering terjadi ketimpangan antara kuliah dan
organisasi. Akibatnya banyak organisator yang drop out dan banyak juga mahasiswa yang kelak canggung turun
kemasyarakat karena kurang berpengalaman dalam bersosialisasi.
Memasuki
dunia kampus, mahasiswa baru akan diperkenalkan dengan berbagai macam
organisasi baik dari internal kampus maupun dari eksternal kampus. Mulai dari
organisasi yang bergerak di politik, akademik, keagamaan, ekonomi, sosial, seni,
budaya, penyiaran, tulis-menulis, pencinta alam dan lingkungan. Mahasiswa bebas
memilih organisasi yang mereka minati. Dan mereka juga berhak memilih untuk
tidak bergabung dengan organsasi apapun.
Tawaran
untuk bergabung dalam organisasi saat memasuki ranah kampus akan terus mengalir.
Bukan hanya ketika kita baru menjadi mahasiswa, tetapi ketika sudah menjadi
senior tawaran itu tetap ada. Tidak semua organisasi itu buruk karena yang
buruk adalah bagaimana manajemen diri kita. Dan tidak semua mahasiswa yang
bergabung dalam organisasi akan memperoleh IPK nasakom (nilai satu koma) atau
menjadi anggota MPK (Mahasiswa penghuni kampus). Banyak juga mahasiswa
berprestasi namun tetap gigih organisasi. Kembali pada manajemen diri dan
motivasi diri. Dua hal ini adalah kunci
sukses dalam penempaan diri baik.
Kampus
sering dianalogikan sebagai miniatur kecil dari negara. Oleh karena itu
bergabung di organisasi dianjurkan untuk mahasiswa. Organisasi tidak saja
menampung minat, melaksanakan event atau kegiatan tetapi organisasi juga secara
tidak langsung mengajarkan mahasiswa berpolitik. Di organisasi, mahasiswa juga
belajar bersosialisai dengan mahasiswa lainnya baik pada tingkat program studi,
fakultas maupun universitas. Organsasi juga dapat menjadi modal ketika terjun
di masyarakat, terutama organisasi eksternal kampus yang biasanya melakukan
kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Banyak yang dipelajari di
organisasi tetapi tidak kita dapat di ruangan kelas saat proses perkuliahan
terjadi.
Sayangnya ketika
bergabung dalam organisasi, mahasiswa sering menomorduakan kuliah. Meskipun
pada awal masuk tujuan utama adalah kuliah, namun organisasi terkadang dapat
berubah menjadi prioritas saat telah bergelut didalamnya. Banyak yang lebih
suka berkumpul untuk rapat dari pada masuk kelas mengikuti kuliah. Ketimpangan
ini membagi dua jenis mahasiswa. Jenis yang pertama adalah mahasiswa kupu-kupu.
Kupu-kupu berarti kuliah-pulang dan kuliah pulang. Sebuah analogi untuk
mahasiswa yang fokus kuliah. Jenis yang kedua yaitu mahasiswa kura-kura.
Kura-kura berarti kuliah-rapat, kuliah-rapat. Jenis yang ini menganalogikan
mahasiswa yang sibuk antara kuliah dan organisasi. Jenis kura-kura inilah yang
terkadang memprioritaskan organisasi dan terkadang lebih mengutamakan rapat
daripada kuliah.
Kembali ke pertanyaan
awal apakah yang lebih penting IPK atau organisasi. Seberapakah penting IPK?
Dan seberapa penting organisasi? Dua pertanyaan ini seharusnya menjadi
pertanyaan dasar yang harus diajukan pada diri kita. Hal ini diharapkan agar
tidak terjadi ketimpangan tetapi keseimbangan antara kedua hal ini. IPK bagus,
lulus tepat waktu dan organisasi OK.
Motivasi
dalam melakukan sesuatu dapat menjadi alarm yang mengingatkan ketika
ketimpangan itu terjadi. Apa motivasi awal kita kuliah? Apa motivasi kita
mengikuti organisasi? Kedua motivasi antara kuliah dan organisasi haruslah
jelas. Contohnya kuliah, ada yang awalnya mempunyai motivasi kuliah untuk
mendapatkan pekerjaan lebih baik sehingga kita belajar keras agar dapat masuk
di program studi yang kita minati dan terus belajar agar IPK tinggi dan lulus
tepat waktu. Sedangkan contoh dari motivasi mengikuti organisasi yaitu ingin
menjalin relasi yang lebih luas dan menambah pengalaman. Selain motivasi yang
berasal dari diri sendiri, ada motivasi yang datang dari lingkungan kita yang
disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi ini biasanya berasal dari keluarga
yaitu orang tua. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil. Dan
terkadang keberhasilan itu diukur dengan lulus tepat waktu dan IPK yang baik.
Kesimpulannya,
tidak ada pilihan yang tidak beresiko. Motivasi dan manajemen diri menjadi
solusi dari resiko tersebut. Manajemen diri yang baik dan motivasi yang kuat akan menjadikan kita mahasiswa hebat.
Sedangkan keraguan-raguan antara IPK dan organisasi dapat menjadi penghambat
kesuksesan. Lagipula untuk memperoleh beasiswa atau suatu pekerjaan, bukan
hanya IPK yang menjadi syarat tetapi juga pengalaman berorganisasi. Organisasi
melatih kita menjadi pemimpin sedangkan prestasi di proses perkuliahan akan
memperluas keilmuan. Mengutip status FB-nya motivator muda Setia Furqon Kholid:Kuliah, jangan sekedar kuliahKuliah harus punya gairahNggak sekedar lelahAtau menggugurkan tanggung jawab dan rasa bersalahHarus ada tujuan disanaHarus ada manfaat disanaHarus ada karya disanaKarena kita dikenal, bukan dari seberapa panjang gelar yang dipasangTapi seberapa mampu mempertanggungjawabkan ilmu yang berkaitan dengan gelar yang disandangIjazah sarjana bukan artinya jalan tol untuk mudah bekerjaTapi sejatinya nya amanah untuk jadi orang yang bergunaToga dikenakan bukan puncak kesuksesanKarena hakikat sukses sejati saat kita diwisuda di akhirat sanaTak seperti nilai di dunia yang masih bisa diubahNamun sejatinya, di akhirat parameter kesuksesan diukurdari seberapa benar dan baik kita menjalani hidup di duniaSemoga kita bisa menjadi mahasiswa yang sukses,bukan hanya di dunia, tapi juga selamat di akhirat.Aamiin
0 comments:
Post a Comment