tag:blogger.com,1999:blog-25105185204535918202024-03-04T23:23:50.888-08:00My NotchaMenumpahkan Segala Rasa Dalam TulisanAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.comBlogger62125tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-12223304836781921532014-10-15T16:36:00.000-07:002014-10-15T16:36:58.760-07:00Between Want & NeedAku ingin begini<br />
Aku ingin begitu<br />
Ingin ini Ingin itu<br />
Banyak Sekali... (ost Doraemon)<br />
<br />
Seandainya aku punya kantong ajaib, semua..semua dan semua pasti dapat dikabulkan. Seperti Nobita dan kantong ajaib doraemon. Tapi..sayangnya hidup tak selamanya seperti keinginan Nobita. Kantong Ajaib tak selamanya mewujudkan apa yang diinginkan Nobita. Meskipun Nobita mendapatkan<i> what he wants</i>, tetapi terkadang yang diinginkan bukan membawa kebahagian malah sebaliknya kerugian dan malapetaka.<br />
<br />
Antara keinginan dan kebutuhan hanya ada garis tipis yang disebut dengan nafsu. Jika kita dapat mengendalikan nafsu tersebut maka tidaklah susah membedakan mana yang kita inginkan atau kita butuhkan. Namun terkadang kita lebih sering menuruti keinginan daripada kebutuhan. Alhasil kita menjadi budak nafsu. Disinilah berpedaan manusia dan hewan. Hewan hanya memiliki nafsu sedangkan manusia memiliki keduanya akal dan nafsu. Jika kita telah menjadi budak nafsu, itu berarti kita sama dengan hewan.<br />
<br />
Saya sering sekali mendapatkan pertanyaan bagaimana cara membedakan antara keinginan dan kebutuhan. Sebenarnya yang bisa menjawabnya adalah diri kita sendiri, kata saya. Tapi simpelnya, kalo kamu ingin sesuatu kamu pikir dulu..apakah akan mati jika tidak dapat yang kita inginkan? Jika jawabannya YA, itu berarti keinginan telah menjadi kebutuhan. Tetapi jika jawabannya TIDAK, itu berarti nafsu. At least, that's my way to know between want and need. Bagi saya kebutuhan itu jika tidak terpenuhi akan mengancam kehidupan, antara hidup dan mati. Tapi keinginan jika tidak dipenuhi kita masih tetap hidup. One more, jika keinginan terus diikuti maka kita tidak akan pernah puas. Caranya... jadikan apa yang kita inginkan menjadi reward dalam berusaha. Setidaknya,kita mengubah keinginan menjadi motivasi. Dan saya biasa melakukan hal ini untuk meredam permintaan keponakan-keponakan saya tercinta. Memang sih, efeknya bakal jelek..membuat mereka terbiasa melakukan sesuatu dengan pamrih. Ya..untuk saat ini, itulah win-win solution untuk menangani permintaan anak-anak kecil yang memaksa. <br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-49653600971992335052014-10-15T16:11:00.001-07:002014-10-16T16:10:47.755-07:00Mamak dan Bapak20 September 1974 hari dimana semua bermula. Hari disaat Bapak menikahi Mamak. 40 tahun ternyata kedua orangtuaku hidup bersama. Manis pahit kehidupan telah dirasakan oleh keduanya. Hidup bersama selama 40 tahun ternyata tidak menghilangkan kemesraan yang hadir diantra keduanya. Kehangatan keluarga yang dibangun bersemi dalam kehangatan yang hingga saat ini dapat dirasa. Semoga langgeng hingga ke surga ya Mamak dan Bapak. :)<br />
<div>
<br />
<div>
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilxowHbdHo9tWniN4fDSnzagUAyyNEqrqHK6OqCddi-GGiqIleT-Jqzoqy0WhBItGYVmlG_65jUJpxjuN1EoC5vWoYSwda1zgrZuB_vEmhDrqcm148WU70_UVigcBMLBrFcRqJJgEpua0/s1600/FILE0339.JPG" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEilxowHbdHo9tWniN4fDSnzagUAyyNEqrqHK6OqCddi-GGiqIleT-Jqzoqy0WhBItGYVmlG_65jUJpxjuN1EoC5vWoYSwda1zgrZuB_vEmhDrqcm148WU70_UVigcBMLBrFcRqJJgEpua0/s1600/FILE0339.JPG" height="150" width="200" /></a>Selama 40 tahun bukan tidak ada ujian yang datang. Namun yang namanya keluarga memang harus saling mengingatkan dan menguatkan. Bersatu padu mempertahankan keluarga agar tidak bercerai berai oleh gangguan dari luar. "Dulu..." cerita Mamak. "Bapak suka main billiar, sampe lupa pulang kerumah". "Terus mak?" Tanyaku penasaran. Mama tampak kembali ke masa itu, beliau tersenyum "Mama pergi ketempat bapak main billiar dan langsung membuang bola-bola billiard ke sungai menyuke. Sejak saat itu bapak berhenti main billiard". Two thumbs to my mom, akankah aku kelak berani seperti beliau? I love u Mom. Tapi meskipun Ibuku agak keras, aku tahu hanya Bapak yang dapat meluluhkan hatinya. Intinya jangan malu meminta maaf. Itulah Bapak, saat beliau melihat mamak lebih banyak diam maka instingnya mulai bekerja, mencoba untuk intropeksi mencari kesalahan yang dilakukan dan cepat minta maaf. Dan..eng..ing..eng..., sekeras apapun hati wanita pasti akan luluh dengan kata maaf. </div>
<div>
Bapak bukanlah lelaki yang romantis. Beliau tidak pernah menggombal atau mungkin aku tidak menyadari, karena yang kutahu bapakku cerewet sekali. Pagi ini saja, aku harus menutup telinga dengan bantal..tapi ini biasa bagiku. Bagiku ini adalah sarapan pagi, kata kakakku "kelak omelan, kecerewetan bapaklah yang akan kita rindukan." <br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Dan Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil. (QS. Al-Israa' : 23-24) </blockquote>
</div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-56951672028063279832014-10-05T07:36:00.004-07:002014-10-05T07:45:31.749-07:00What does it feel?<div>
<div style="text-align: justify;">
What does it feel? Saya beberapa kali mendapat pertanyaan tentang apa yang saya rasakan. Saya juga penasaran seperti apa yang dirasakan oleh wanita yang akan menikah. Dari cerita kakak saya, dulu saat mendekati hari H beliau merasa perutnya keram. Dan saya? Nano-nano. Apakah ini cobaan atau godaan, perasaan yang paling dirasakan adalah prasangka. Maybe, ini yang membuat sebagian orang gagal menuju pelaminan. Pikirannya selalu dipenuhi prasangka-prasangka tentang pasangannya. Ujung-ujungnya, jadi kepo keterlaluan apalagi ditambah bumbu kecemburuan, ah..you know what will happen next.</div>
<div style="text-align: justify;">
Well, tidak bisa dipungkiri kadang prasangka juga menghampiri saya. Agar prasangka tidak terlalu dalam merasuk kepikiran apalagi menusuk hati, kita harus mengalihkan prasangka itu dengan positive thinking. Saya hanya berbagi resep yang saya dapat dari Umar bin Khatab. Beliau mengatakan, “janganlah engkau berprasangka terhadap perkataan yang keluar dari saudaramu yang mukmin kecuali dengan persangkaan yang baik. Dan hendaknya engkau selalu membawa perkataannya itu kepada prasangka-prasangka yang baik”</div>
<div style="text-align: justify;">
Bahkan Allah dengan jelas melarang kita untuk berprasangka dan mencari-cari kesalahan orang lain. Sebagaimana yang tertulis dalam Al-qur'an:<br />
<blockquote class="tr_bq">
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan berprasangka, karena sesungguhnya sebagian tindakan berprasangka adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain” (Al-Hujurat : 12)</blockquote>
</div>
</div>
What do I feel? Nano-nano. Saya hanya merasa lapar, badan panas-dingin kadang agak meriang, ingin tidur terus agar waktu cepat berlalu dan mungkin agak keram perut. That's it. Untuk masalah prasangka yang hadir dipikiran saya, saya serahkan kepada Allah. Karena Allah Maha Mengetahui atas apa yang tidak kita ketahui. Kalau dia memang yang dipilihkan oleh Nya, maka tak ada aral rintang yang menghalangi. Insya Allah.<br />
<br />
Pontianak, 5 Oktober 2014<br />
18 hari menjelang hari HAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-29034721028419888072014-10-03T08:37:00.003-07:002014-10-03T18:28:32.200-07:00Coretan Kecil Menjelang Pernikahan Better late than never. Dulu, saya sering sekali ditawari buku-buku pernikahan. Tetapi tawaran hangat itu selalu ditolak. Saya lebih suka membaca buku-buku cerita yang memotivasi, seperti halnya shirah Rasulullah dan para sahabat, dan cerita hidup para Salafus shalih. Dan sekarang, saat waktu itu tiba, buku pernikahanpun mengisi bacaan harian. Semakin menyelami buku-buku pernikahan, saya menyadari betapa sombongnya diri saya dahulu. Dengan mengatakan takut galau, alasan untuk menghindari ilmu tentang munakahat.<br />
<div>
Belum dalam saya menyelami sebuah karya dari seorang Ustadz, saya telah melihat keindahan ilmu yang membuat saya ingin melekatkan beberapa hikmah dari bacaan singkat di blog ini. Seperti biasa saya menulis coretan kecil disini agar saya tidak lupa.</div>
<div>
Bercerita tentang taaruf sejati. Bagaimana setiap pasangan ingin dimengerti, apakah itu suami atau istri. Dari sedikit yang saya baca barulah saya mengerti betapa cueknya para adam. Disaat hawa memerlukan seseorang yang ingin mendengarkan ceritanya tapi mereka sibuk dengan gadget, sibuk dengan bacaan, dan sibuk dengan pekerjaan. Mereka hanya mendengar tetapi tidak MENDENGARKAN. Terkadang mereka tertidur saat istri bercerita. Atau memotong setiap kalimat yang diungkapkan istri. Saya setuju dengan apa yang dituliskan dibuku yang saya baca. Tak heran jika ada istri curhat pada orang lain contohnya tetangga atau didunia maya, karena suaminya tak peka terhadap perasaannya. Beruntung bagi para suami yang mendapat istri yang tertarbiyah, seorang istri yang paham akan agamanya, maka dia tidak akan sembarangan menceritakan nestapa yang dirasa, jika gundah tak mampu ditahan maka dia akan mencari orang yang tepat untuk diajak cerita. </div>
<div>
Meskipun begitu, kesalahan tidak hanya pada pria. Saya juga menyadari betawa cerewetnya kaum hawa. Dari mulai suka mengatur hingga hobbi ikut campur. Dari buku ini saya menyadari bahwa ada saatnya pria ingin menyendiri. Ada saatnya suami ingin mencari solusi bagi masalah mereka tanpa campur tangan istri. Ada saatnya mereka ingin mandiri. Saat suami tak ingin bercerita tentang masalahnya atau masih belum ingin berbagi, maka tugas sang istri hanya diam jika sang suami masih tak ingin bercerita. Cobalah mengerti dan jangan sok memberi saran. Karena yang suami inginkan adalah ketenangan. Jika sang istri memaksa suami bercerita maka hal itu mungkin menjadi tekanan bagi suami. Bahkan, dia bisa kesal dan marah. Biarkanlah mereka berpikir sendiri. Hal ini bukan suami lari dari istri ujar sipenulis yang menguutip kata seorang syeikh, tapi ini bersifat naluriah, dan hendaklah istri memahami hal tersebut. </div>
<div>
Dari sedikit yang saya dapatkan, saya mengerti betapa pentingnya belajar memahami ilmu berkeluarga dari sejak dini. Bukan masalah galau, tetapi mempersiapkan diri untuk lebih matang adalah lebih baik. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<div>
Pontianak, 3 Oktober 2014</div>
<div>
20 hari menjelang hari H</div>
</div>
<div>
<br /></div>
<blockquote class="tr_bq">
Seorang istri seperti GELOMBANG. Kemampuannya mencintai seseorang naik dan turun sesuai apa yang DIRASAKANNYA dalam HUBUNGAN. Seorang suami seperti KARET GELANG. Ia secara otomatis berubah-ubah antara membutuhkan KEDEKATAN dan KEMANDIRIAN ~ Ust. Salim A Fillah</blockquote>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-83246209523924077362014-10-02T18:52:00.000-07:002014-10-02T18:52:48.638-07:00Saat Kematian menjadi CandaanAku heran dengan gaya bergurau remaja saat ini, dengan mudahnya mereka menyebarkan berita meninggalnya seseorang atau bahakan mengaku meninggal hanya untuk mencari sensasi. Ini sudah sekian kalinya aku mendapatkan berita hoak tentang kematian seseorang. And almost all of the news comes from teenagers. Dulu, saat pertama kali menginjakkan kaki di sekolah untuk mengajar suasana sekolah tiba-tiba menjadi heboh. Seluruh siswa dikumpulkan di aula untuk membaca surah yasiin dan mendoakan seorang siswa yang dikabarkan meninggal. Tampak beberapa siswa menangis dan sebagian menyesal mengapa si dia meninggal. Berita melalui pesan sms itu menyebar duka di sekolah.<br />
<div>
Keesokan hari disekolah, aku melihat beberapa orang guru melingkar dan marah pada seorang anak. Awalnya, aku melihat senyum cengengesan sang anak. Tapi lambat laut, mungkin karena merasa dibohongi emosi para guru meninggi, bukan seperti menasehati tapi lebih tepat aku katakan memarahi. Si anak hanya tertunduk pasrah mendengar wejangan dari beberapa guru. Akhirnya aku tahu dia adalah anak yang dikabarkan meninggal kemarin. Astaghfirullah, hanya itu yang bisa aku ucapkan. Tetapi didalam hati aku berpikir, seandainya mereka tahu seperti apa itu kematian. Bahkan aku sendiri belum siap untuk menghadapinya. Pantaslah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam berkata untuk banyak-banyak mengingat kematian sebagai pemutus kelezatan. </div>
<div>
Kematian adalah sesuatu yang pasti. Bahkan Allah 'azza wa jalla beberapa kali mengingatkan manusia melalui Al-Qur'an bahwa setiap jiwa akan mati. Mengapa kita harus mendahului takdirnya? Wajar jika para guru itu marah ketika anak tersebut mengabarkan dirinya meninggal. Dunia memang penuh sanda gurau, tapi pantaskah jika kematian menjadi gurauan? Kita memang harus mengingat kematian tapi jika mengada-ngada tentang berita kematian itu sudah keterlaluan. Bisa jadi jika tiba waktu kita untk menjemput kematian, tak ada satupun orang yang percaya bahwa kita telah pergi dari dunia ini. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<span style="background-color: white; color: #545454; font-family: Roboto; font-size: 14px; line-height: 20px;">“</span></div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-10962117142282971962014-10-02T00:46:00.001-07:002014-10-02T02:43:59.554-07:00Kado Menjelang PernikahanKata Ali bin Abi Thalib "ilmu diikat dengan tulisan".Ilmu tidak hanya dipelajari di sekolah, tapi ilmu dapat dipelajari dimana saja. Dari melihat, mengamati dan diskusi. Senangnya jika dapat teman yang senang berbagi ilmu dan senang mendiskusikan hal-hal baru yang didapat. Alhamdulillah, bagiku ini adalah minggu petuah. Banyak sekali ilmu yang aku dapat. Karena takut lupa apa kata-kata mereka, aku menuliskannya disini. Pertama, kelak ini akan menjadi pengingatku saat aku lupa, saat aku lemah, dan saat aku rapuh karena masalah-masalah yang kelak akan datang menghampiri. Kedua, semoga tulisan ini, nasehat ini dapat menjadi masukan untuk teman-teman yang sekedar mampir untuk membaca blog ini. Atau kebetulan bertemu dengan blog ini.<br />
Finally October. Hari-hari itu semakin dekat. Bahkan bunyi detikan jam dinding terdengar lebih nyaring dari biasanya. Seperti mengingatkanku saja, bahwa lajangku tinggal menghitung hari. Berawal dari April dan berakhir Oktober. Mungkin bagi sebagian orang 6 bulan begitu singkat, bagi dua orang yang baru mengenal memutuskan untuk menikah, tapi sebagian mengatakan begitu lama, mereka mengatakan 3 bulan adalah waktu yang cukup jika diawali dari taaruf hingga walimahan. Seperti kata sang Rasul, segerakanlah menikah. Jujur aku juga ingin menyegerakan waktu 6 bulan itu, tapi ada hal yang tertunda, studiku, thesisku yang menunggu. Alhamdulillah, semua karena Allah dalam 3 bulan aku ngebut menulis hasil penelitian untuk menyelesaikan tesis. Bolak-balik kampus buat konsul yang terkadang di php sama dosenku. Tidur gak maksimal. Tetapi perjuangan itu terbalas, gelar dibelakang nama bertambah. Dan aku dapat fokus pada pernikahanku.<br />
Kini oktober telah didepan mata. Undangan-undangan yang siap disebar telah tersusun rapi didalam kotak. Waktu semakin dekat. Bahkan dengan semakin dekatnya waktu, rasa takut bercampur dan khawatir bertambah. Kata Murobbiku, Hal itu wajar karena dulu dia juga begitu. Ini karena efek aku dan calon suamiku belum sepenuhnya kenal. Apalagi komunikasi tak seinsten orang-orang yang pacaran. Tapi ada Allah dalam proses ini, Insya Allah jika kelak aku dan calon suamiku dapat saling mengerti dan memahami, maka keberkahan akan menaungi.<br />
Ketakutan dan kekhawatiran adalah tipu daya setan oleh karena itu murobbiku berpesan aku harus banyak tilawah. Saat berkeluargapun setan tak pernah menyerah, dibuatnya tingkah suami menjadi tak enak dipandang oleh mata dan kita tidak suka. Sehingga, kita tidak sadar apa yang keluar dari lisan saat berbicara atau saat membuat keputusan, oleh karena itu perempuan harus lebih banyak mengalah. Perbanyaklah istighfar, tambahnya. Jazakillah khair kakak atas nasehatnya. Insya Allah adek binaanmu ini akan berusaha menerapkan apa yang kau katakan.<br />
Nasihat dari pengalaman hidup adalah pelajaran yang baling berarti. Aku bersyukur mengenal mereka yang mau berbagi pengalaman kepadaku yang masih awam. Aku memang masih harus banyak belajar. Karena kehidupan berkeluarga bukan hal yang kecil tapi kehidupan yang dipenuhi dengan tanggung jawab yang kelak harus dipertanggung jawabkan dihadapan-Nya. Termasuk masalah materi, itu kata kakak tertuaku.<br />
"Kelak dek, jika kamu menjadi istri..kamu harus sering mengingatkan suamimu agar memberimu dan anak-anakmu nafkah yang halal. Katakan kepada suamimu agar mengambil yang haknya saja. Jangan sekali-sekali dia memberimu yang bukan haknya. Mengapa? karena kamu dan anakmu tidak pernah tahu darimana uang atau makanan itu berasal. Yang kamu tahu hanya suamimu pergi bekerja dan pulang membawa uang. Lebih baik kita hidup sederhana, makan apa adanya, atau bahkan harus menahan lapar daripada kelak kita harus merasakan siksa neraka. Dan jangan kau memaksakan kehendakmu jika suamimu tidak mampu untuk memenuhinya. Apalagi kehendakmu itu membuat suamimu berhutang. Sedikitpun dek..sekecilpun dek.. jangan pernah berhutang. Jangan jadikan hutang sebagai kebiasaan. Karena sekali berhutang kamu akan ketagihan untuk berhutang" ujar kakakku ini panjang lebar. Aku mendengar dengan seksama dan menelaah kata-katanya. Tapi apa yang dia katakan sepenuhnya benar. Bahkan aku pernah membaca kisah ulama dimana istrinya berpesan aku masih mampu menahan lapar atupun menampal perut dengan batu, daripada menahan siksaan neraka. Jazakillah khair kakak atas masukan yang berharga ini.<br />
Apakah ini kebetulan atau memang dirasakn oleh setiap istri. Aku mendapatkan nasehat yang sama dari kedua kakak ini. Nasehatnya adalah kalau kamu marah pada suamimu lebih baik diam. Boleh sekali-kali kamu berkata untuk mengingatkannya tapi hati-hatilah dalam memilih kata karena wanita penuh dengan emosi yang dapat dijadikan setan sebagai senjata buat menghancurkan mahligai rumah tangga. Maka jika emosimu meninggi, pilihlah diam. Mungkin diam akan menjadi solusi yang baik untuk masalah yang menerpa. Seperti kata pepatah diam adalah emas.<br />
<br />
Pontianak, 2 Oktober 2014<br />
21 hari sebelum hari H<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-42317678999736378252014-09-10T15:38:00.001-07:002014-09-10T15:38:30.834-07:00Coretan Hidup 5 GelarApakah sih arti sebuah gelar? Rasanya ingin sekali saya menghampiri dan bertanya kepada seorang yang merasa inferior saat melihat gelar seseorang yang berderet. Jujur, saya tidak pernah bangga dengan gelar yang ada dibelakang saya. Saya tidak pernah bangga dengan apa yang ada diri saya. Karena saya tahu ini semua titipan. Jika bukan karena permintaan Bapak dan malas mendengar kicauan beliau, aku tidak akan pernah menuliskan gelarku.<br />
<div>
Tapi perbincangan subuh tadi telah membuatku mendidih. Apakah itu kata-kata ketidakpercaya dirian atau sindiran, yang jelas saya akan sangat marah apalagi perasaannya menyinggung perasaan Bapak. Ah manusia... apalah arti sebuah gelar. Apa gunanya jika kau sekolah hingga setingginya tetapi kau tak pernah mengenal Allah. Apa gunanya jika kau menggunakan pakaian kebesaran dihadapan manusia tetapi rendah di pandangan Allah. Saya yakin kau tidak pernah mengingkari bahwa sebaik-baiknya gelar di pandangan Allah hanyalah TAKWA. Sebaiknya pakaian adalah TAKWA. Bukan gelar, bukan penghasilan yang besar, bukan pekerjaan yang mempunyai jabatan tinggi dan bukan kendaraan mewah yang selalu dia gunakan.<br />
<br />
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-30404252358566898132014-09-09T21:59:00.000-07:002014-09-09T22:38:30.361-07:00Untitled<br />
<blockquote class="tr_bq">
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah Maha Meneliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hasyr :18)</blockquote>
<br />
Raut wajah Maria tampak kusut. Sepanjang jalan Jogja-Solo, didalam pramex yang melaju, Maria gelisah. Di gerbong wanita ini, Maria mendapat sebuah pelajaran. Pelajaran yang telah menyentuh dasar hatinya. Hatinya berkecambuk mengenang perkataan Aisyah. Sekali-kali Maria melirik ke Asiyah yang sibuk dengan Tilawahnya."Syah..kamu ngga malu ya baca Qur'an ditempat umum" tanya Maria pada sahabatnya ini.<br />
Aisyah menggenapkan bacaannya. Dia menarik nafas pelan dengan lembut menimpali pertanyaan Maria "Mengapa harus malu Ria?"<br />
"Hari gini gitu loh... jaman gadget. Liat deh, hampir semua penumpang digerbong ini sibuk dengan hape atau tablet" ujar Maria.<br />
Aisyah tersenyum "Ria, jika semua orang sibuk dengan gadget... maka aku memilih sibuk dengan Al-Qur'an. Karena kelak... yang menyelamatkan kita...yang menerangi kuburan kita..bukanlah gadget yang kita banggakan kecanggihannya, tetapi Al-qur'an yang kita baca" jawab Aisyah.<br />
Maria mengangguk-ngangguk. Dalam benaknya, Maria membenarkan kata-kata Asiyah. Saat ini rasa peduli sudah hampir sirna. Sejak gadget menjadi barang primier bukan lagi sekunder ataupun trier. Social network menjadi tempat silaturahmi sehingga berkunjung ketempat sahabat dianggap kurang perlu. Belom lagi dinding facebook menjadi sampah-sampah keluhan berbagai masalah, doa-doa yang dilantunkan lebih indah di facebook atau twitter daripada di depan Tuhannya. Bangun tidur yang dicari gadget sampai mau tidur lagi gadget. <br />
"Ria..ria.. kok melamun?" Aisyah membuyarkan lamunan Maria.<br />
Maria nyengir "ngga, Aku hanya mikirin kata-katamu tadi lho. <br />
"Oh...jangan dipikirkan lagi. Akhirat itu kekal dan pasti ria... dunia ini..." Aisyah menghentikan perkataannya.<br />
"Dunia ini kenapa syah?" tanya Maria penasaran.<br />
"Dunia ini..hanya sementara. Jika kita hitung ya... kita hidup di dunia hanya 2 menit 1 detik lho. Makanya jangan disia-siakan. Kita tahu kalo hidup di dunia ini sementara, tapi kita memaknainya salah. kita selalu bilang karena hidup di dunia ini sementara harus dinikmati. Alhasil kita senang-senang dan melupakan AL-Qur'an dan Sunnah sebagai petunjuk dunia menuju akhirat" jelas Aisyah panjang lebar.<br />
"Tunggu..tunggu.. maksudnya 2 menit 1 detik itu.ngitungnya gimana?" tanya Maria semakin penasaran.<br />
"Masih ingat teori relativitas Einstein?" <br />
"iya. e=Mc2" jawab Maria <br />
"Pernah dengar kata cantik dan tampan itu relatif?"<br />
"iya..tapi apa hubungannya cantik dan tampan dengan teori relativitas" desak Maria.<br />
Asiyah tersenyum "sama-sama relatif." jawabnya.<br />
Maria merengut. Rasanya jawaban yang diberikan oleh Aiyah belumlah menjawab semua rasa penasarannya. "Ayo dong syah... serius ni" desaknya lagi.<br />
"Aku seribu rius" jawab Aisyah membuat Maria semakin gemes.<br />
Perjalan kereta sudah mencapai stasiun Klaten. Beberapa wanita keluar dan beberapa penumpang wanita naik terburu-buru karena pintu gerbong segera ditutup. Lagi, pandangan Maria terpaku melihat beberapa dari mereka yang baru sjaa naik kereta langsung mengeluarkan gadget . Masing-masing dibuk dengan gadgetnya. Kereta kembali melaju. "Syah... plis deh ah serius" bujuk Maria untuk melanjutkan omongan mereka tadi.<br />
"Gini lho, teori relatifitas itu kan menyatakan waktu bersifat relatif tergantung pada acuannya. Relativitas khusus, postulat 1 lho..." Ujar Aisyah.<br />
"Iya, aku ingat" jawab Maria<br />
"Einstein menjelaskan relativitas waktu di dunia, dan Rasulullah menjabarkan perhitungan di akhirat."<br />
"coba jelaskan lebih rinci?" tanya Maria semakin penasaran.<br />
"Rata-rata hidup manusia didunia diperkirakan kurang lebih dengan umur Nabi Muhammad Shollahu 'alaihi wa sallam hingga akhir hayatnya, yaitu 63 tahun. Jadi umur kita sekitar 60-70 tahun. Kita analogikan umur manusia adalah 70 tahun. Waktu padang masyhar di akhirat sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surah Al-Ma'arij ayat 4 dan Hadist Rasul adalah 50.000 tahun. Jadi 1 hari di dunia sama dengan 50.000 tahun diakhirat. Jika kita hitung secara matematis maka kita dapat mengetahui berapa lama kita hidup di dunia." jelas Aisyah panjang lebar. Aisyah mengeluarkan note kecil dan sebuah pen dari tasnya. Aisyah kemudian mencorat-coret dikertas note tersebut bersama Maria.<br />
<div>
<br /></div>
<div>
50.000 = 1 hari, </div>
<div>
70 tahun = x hari </div>
<div>
maka x (hari) = (70 tahun / 50.000)x 1 tahun x = 0,0014 hari , </div>
<div>
1 hari jika dijadikan detik = 24 x 6 x 60 = 86400 </div>
<div>
maka 0,0014 hari = 0,0014 x 86400 detik = 120,96 detik<br />
Maria mengangguk. "Berarti waktu kita di dunia snagat singkat ya" ujarnya. Maria tampak berpikir menganai 120.96 detik, apabila diganti jandi menit maka hidup di dunia hanya 2 menit 1 detik. Perantauan yang singkat, pikir Maria.<br />
<br />
"Singkatkan?" Tanya Aisyah, matanya tak lepas dari memandang keluar jendela gerbong. "Makanya, aku tidak ingin menjadi ketergantungan pada gadget atau jaringan sosial. Nunggu loadingnya aja udah bermenit-menit. Masalah lainnya kalau kita tidak bisa mengendalikan diri" ujarnya.<br />
<br />
Maria ikut melihat keluar, dia mengerti mengapa sahabatnya dari dulu tidak mengganti hpnya. Maria ingat kata Aisyah saat menemaninya membeli hp, yang penting bisa nelpon dan sms. Kereta api melambat karena sebentar lagi mereka akan sampai di stasiun Balapan, Solo. Maria dan Asiyah bersiap-siap turun. <span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> </span><br />
<span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"><br /></span>
<br />
<blockquote class="tr_bq">
Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?" Mereka menjawab: "Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada (malaikat) yang menghitung. Allah berfirman: "Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui (QS Al Mu’minuun : 112-114) </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; line-height: 20px;"><span style="font-family: Verdana, sans-serif; font-size: x-small;"> </span></span></blockquote>
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<br />
<blockquote class="tr_bq">
</blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"> </span></blockquote>
<div>
<span class="text_exposed_show" style="background-color: white; color: #141823; display: inline; font-family: Helvetica, Arial, 'lucida grande', tahoma, verdana, arial, sans-serif; font-size: 14px; line-height: 20px;"><br /></span></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-63736286727215953652014-09-07T21:35:00.001-07:002014-09-07T22:25:17.471-07:00Coretan Hidup 4 *Lemot Mengingat Wajah*"Icha kan?" sapaku pada kasir yang melayani penukaran koin disalah satu pusat permainan di Pontianak. Senang rasanya bertemu dengan teman sebangku setelah bertahun-tahun berpisah.<br />
<div>
"Maaf kak, salah orang" jawabnya.</div>
<div>
"Icha, SMP 7 kan?" aku masih aja maksa dia mengingatku.</div>
<div>
"Bukan kak.." jawabnya sambil senyam-senyum.</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Jika mengingat kedodolanku salah menegur orang rasanya seperti naik bis lupa bawa uang. Apalagi jika orang yang ditegur tampak ngerumpi dengan temannya. Mulailah otak ini bergerilya mikir sana-sini, nebak pastilah dia lagi ngomongin aku.</div>
<div>
Kejadian salah mengingat orang bukan yang pertama kali. Kelemotan ini sudah menghinggapi aku dari SMA. Tepatnya sejak mataku terbukti rabun jauh dan aku jarang pakai kaca mata. Sebenarnya ingin pake kaca mata, tapi kelamaan menggunakan pakai kaca mata kepalaku sering pusing. Sama halnya seperti aku kelamaan di pasar dan melihat keramaian. Makanya aku ngga suka lama-lama dipusat perbelanjaan, pesta, reunian atau ditempat dimana banyak orang lalu lalang. Untunglah, aku masih tahan berlama-lama duduk dengar cermah atau seminar. Kayaknya, aku pusing melihat yang bergerak dan ribut. Seperti halnya aku pusing kalo melihat keponakan-keponakanku lari-larian sambil teriak-teriakan dalam rumah. Soalnya aku ngga pernah pusing kalo nonton bioskop karena kalo pilemnya membosankan aku tidur hingga pilem berakhir. Ini adalah kisah lain yang memalukan, tidur di bioskop. </div>
<div>
Keseringan salah nyapa orang, aku jadi malas negur kalo aku hanya merasa "kenal dengan orang yang aku temui" atau "merasa seseorang mirip dengan kenalanku." Jadinya, aku kadang dikira sombong.</div>
<div>
Pernah ada yang bertanya padaku "gimana kalo aku nikah nanti? gimana kalo aku lupa suamiku?" </div>
<div>
Aku juga tidak tahu gimana jawabnya, lihat nanti sajalah. Pengennya seperti pilem 50 first dates. Meski aku lupa, dia terus ingat. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-85653339431956572442014-09-07T01:07:00.001-07:002014-09-07T01:43:20.533-07:00Atas Nama HAMInilah negeriku, negeri penjunjung HAM<br />
<div>
Satu persatu dihalalkan, Satu persatu dilegalkan</div>
<div>
Tidak ada pembatas, Tidak ada pembeda</div>
<div>
Inilah negeriku, negeri penjunjung HAM</div>
<div>
<br /></div>
<div>
Atas nama HAM semua berhak menuntut bahkan yang diharamkan oleh agama. Aku masih ingat ketika ada beberapa pihak yang menolak UU Pornografi dan Pornoaksi dengan mengatas namakan hak asasi manusia. Hingga ada yang rela membuka auratnya saat berdemo. Masih hangat juga berita pelegalan aborsi bagi korban pemerkosaan, kini 5 warga negara Indonesia menuntut jika perkawinan beda agama dilegalkan. Berpegang pada Undang-Undang Perkawinan Pasal 2 ayat 1 UU No 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan (detikNews.com), kelima orang dari universitas keren di Indonesia ini mengajukan permohonan ke MK. </div>
<div>
Kehilangan identitas. Saat HAM diatas segalanya maka identitas diri semakin menipis yang terjadi hak-hak yang diperjuangkan bukannya menguntungkan tetapi malah merugikan.<br />
Parahnya, mengapa selalu islam menjadi sasaran empuk. Seperti halnya salah satu penggunggat yang disorot adalah mahasiswi berjilbab (http://news.detik.com/read/2014/09/04/172535/2681642/10/1/ini-mahasiswi-fh-ui-berjilbab-yang-memohon-legalisasi-perkawinan-beda-agama). Let's forget about it, semoga yang membaca tidak terprovokasi memandang jelek agama yang sempurna ini. </div>
<div>
Dari berita tersebut aku menemukan ketakutan mengapa dia mengajukan permohonan pelegalan perkawinan beda agama, seperti yang diungkapkannya kepada media:</div>
<blockquote class="tr_bq">
Ketika saya ingin melangsungkan perkawinan, saya kan belum tahu sama siapa, jadi ada potensi.</blockquote>
Potensi yang dimaksud mahasiswi tersebut adalah potensi menikah dengan pria yang berbeda agama dengannya. Sebenarnya potensi tersebut tidak akan terjadi jika kita tidak menciptakan potensi tersebut. Maksud dari kata menciptakan adalah kita sebagai perempuan yang menghadirkan potensi tersebut. Dan salah satu sebab mengapa potensi itu ada karena kita tidak mempelajari Islam secara kaafah, secara menyeluruh. Padahal segala aturan telah diatur oleh Al-Qur'an dan Sunnah, bahkan dicontohkan secara langsung melalui Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam. Pegangan dan contoh yang jelas telah diberikan, terus apa yang kita takutkan? Segalanya telah diatur oleh Islam dengan sangat rapi, detail, dan sempurna. <br />
Islam sangat memuliakan wanita, bahkan islam memberi point-point yang harus diperhatikan dalam memilih pria untuk dijadikan sebagai calon suami. Silahkan telusuri di mbah gugel, mas yahoo. atau akhi yufid bagaimana memilih pria untuk dinikahi. Banyak sumber yang menuliskan hal tersebut dilengkapi dengan kutipan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadist-hadist Rasulullah. Semua dijelaskan dengan sangat gamblang. Mengapa? karena seorang suami kelak akan menjadi penentu bagi sang istri, kemana tempat peristirahatan terakhir sang Istri di akhirat, surga atau neraka. Hal ini jelas dikatakan Rasulullah Sholallahu 'alaihi wa sallam "sesungguhnya suamimu adalah surga atau nerakamu" (HR. Ahmad).<br />
<div>
Lalu, bagaimana jika seorang wanita berpikir menikah dengan beda agama? kemakah dia harus taat? Alhasil hanya ada dua kemungkinan yang terjadi perceraian atau salah satu dari pasangan mengikuti agama pasangannya. Dan banyak yang terjadi adalah istri mengikuti agama suami. Karena wanita adalah subjek penderita.<br />
Apakah Indonesia akan berkiblat kepada barat, atas nama HAM melegalkan perkawinan beda agama? Jika iya, maka kita akan tunggu berita selanjutnya seperti pelegalan perkawinan sesama jenis dan pelegalan-pelegalan lainnya dengan mengatasnamakan HAM.<br />
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-18067889926101001232014-08-31T21:16:00.000-07:002014-08-31T21:16:00.210-07:00Kemanakah Ujung Cintamu?<div>
"Aku tidak ingin menikah" katanya tiba-tiba. Aku terdiam. Rasanya ingin sekali aku bertanya mengapa, tapi hati dan pikiranmu sepakat jika aku harus diam. Biarlah dia menyelesaikan perkerjaannya. Hingga hari ini aku masih berpikir tentang kata yang diucapkannya kemarin. Semoga saja itu hanya gurauan.</div>
<div>
Menikah, sebenarnya aku tidak berani menulis tentang hal ini karena I am still single. Hanya saja pembahasan tentang menikah sudah harus ada pada umurku yang sekarang. Dan aku tidak bisa mengelak saat ditanya "kapan nikah?" karena itu adalah pertanyaan yang wajar. Meskipun aku terkadang sebel juga ditanya kapan menikah? Didalam hati aku hanya bisa mendumel <i>It is not your business</i>. Nanti kalo sudah menikah pertanyaannya lanjut "kapan punya anak? kapan ini.. kapan itu? <i>And you know what, I wanna ask them too</i> "Kapan mati?" <i>Just kidding</i>.</div>
<div>
Yup... terkadang kita hanya bisa melontarkan pertanyaan tanpa memikirkan perasaan yang ditanya. Kita lupa pada konteks "menjaga perasaan". Aku mempunyai beberapa teman yang aku tahu mereka sangat ingin menikah hanya saja <i>they haven't met their soulmate yet</i>. Ketika mereka sudah menetapkan hati ingin menikah, ada saja cobaan hingga mereka batal untuk menikah. Ini disebabkan Mr. X mundur dengan alasan yang membuatku ingin menonjok mereka. Ingin berkhusnudzon tapi hati ini.. ah pria mudahnya kau menilai wanita hanya sebatas fisik mereka. Padahal Allah yang Maha Sempurna saja tidak pernah memperhatikan rupa sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:</div>
<blockquote class="tr_bq">
Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk, rupa dan harta benda kalian, tetapi Allah memperhatikan hati dan amal-amal kalian.~ HR. Muslim </blockquote>
<div>
Cinta, chemistry, getaran, apakah benar-benar berawal dari rupa. Mungkin sebagian mengatakan hal itu, tetapi sebenarnya itu semu. Aku tidak pernah percaya adanya <i>Love at the first sight. </i>Cinta itu tumbuh karena adanya interaksi. Dan interaksi itu bukan dengan PACARAN apalagi hingga perbuatan ZINA. Na'udzubillah min dzaliik. <i> Back to the topic</i>. Kemankah ujung cintamu? Aku pernah membaca sebuah undangan yang menuliskan "... <i>kedua mempelai ini untuk menyatukan cinta mereka</i>." Cinta..darimakah cinta itu berasal dan kemankah cinta berujung. Apakah seperti pepatah dari mata turun ke hati, atau... seperti kata-kata yang tertulis diundangan tersebut, cinta berujung ke pelaminan.<br />
<br /></div>
<div>
Kita mungkin tidak asing dengan kata SAMARA, sering banget kita mengucapkan kata tersebut saat ada teman yang menikah. Semoga kamu menjadi keluarga samara, Sakinah Mawaddah Warohmah.</div>
<div>
Ada sebuah pernyataan dari seorang teman, guna penjajakan/pacaran adalah agar kita bisa lebih mengenal yang kelak bakal jadi suami kita.Dengan santai aku membalas perkataanya "menurutmu harus berapa lama kita melakukan penjajakan sampai kita memahaminya"</div>
<div>
"Ya..sampai kita yakin" jawabnya.</div>
<div>
"Kira-kira berapa lama?" tanyaku lagi.</div>
<div>
"Tergantung, bisa cepat bisa lama, sampai kita yakinlah pokoknya"</div>
<div>
"Kalo kita ngga yakin-yakin" timpalku.</div>
<div>
"Ya..cari yang lain lagi lah"</div>
<div>
Aku tersenyum "Kalo caranya seperti itu akan menyakitkan salah satu yang merasa dirugikan"</div>
<div>
"Maksudnya?" tanyanya.</div>
<div>
"Gini lho..si X melakukan penjajakan dengan si Y. Terus si X merasa tidak cocok dengan si Y, tetapi si Y merasa klop dengan si X. Jika si X memutuskan si Y, menurutmu gimana perasaan si Y?" asumsiku.</div>
<div>
"Sakit hatilah"</div>
<div>
"Nah..hal itu yang dihindari islam. Menyakiti hati saudaranya sesama muslim" kataku.</div>
<div>
"Tapi bukannya kalo taaruf itu juga penjajakan toh" </div>
<div>
"Bedalah.. walaupun sekarang kata taaruf itu sering disalah artikan sebagai pacaran islami. Temanku yang cantik, yang namanya pacaran itu tidak ada dalam islam."<br />
"trus?" tanyanya penasaran.<br />
"taaruf secara harfiah mengenal. Kalo kamu ngga kenal harus taaruf kan? tapi pada proses pernikahan taaruf itu hanya sebatas mengenal nama dan sedikit ciri-ciri apakah itu dari segi fisik atau non fisik, ada juga yang melampirkan foto. Apabila setelah itu kedua orang yang dikenalkan setuju, maka ada lanjutkan proses yang disebut dengan nadzor. Seperti dipertemukan but tidak hanya berdua layaknya pacaran. Yang nemanin boleh sodara, ustadz atau ustadzah, orang tua, pokoknya harus ada mahram, terutama bagi wanita."<br />
"setelah itu?" tanya temanku semakin penasaran. <br />
"Setelah itu, keputusan ada tangan keduanya. Lanjut pada tahap selanjutnya yaitu khitbah atau kata orang kita khitbah itu lamaran atau tunangan" jawabku.<br />
"Jadi kalo salah satu ngga setuju, ngga ada proses lamaran?<br />
"Yup"<br />
"Kalo gitu kasihan dong dengan yang satunya, sakit hati juga kan?"<br />
"Kecewa itu sunnatullah. Tapi kecewa itu pasti hilang. Percaya pada takdir Allah 'Azza wajalla. Allah pasti punya rencana dan siapa tahu dia yang kamu inginkan bukan berati yang kamu butuhkan. Sebagaimana firmanNya dalam QS. Al-Baqarah: 216, boleh jadi, kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui".<br />
"terus yang harus dilakukan?"<br />
"menjadi lebih taat, meningkatkan kualitas diri, hingga kelak dipertemuakn dengan jodah terpilih"<br />
"tetap harus usaha mengenal juga kan?"<br />
"Ya, tetap minta tolongin untuk ditaaruf lagi. Pokoknya pantang menyerah. Oh ya, lebih baik lagi jika yang mengenalkan adalah orang yang terpercay dan dapat jaga rahasia, agar kecewa dapat diminimalisir" jelasku.<br />
"Fair, aku rasa cara ini memang tepat. Melihat situasi saat ini. Free sex, Married by Accident, suicide, bunuh diri gara-gara cinta ditolak, hingga dukun bertindak."<br />
"Gara-gara. Cinta salah kaprah. ya ujung-ujungnya seperti yang udah kamu sebutkan" kataku mengakhiri diskusi.<br />
<br />
Cinta itu abstrak, dan tidak ada definisi yang tepat apa itu cinta. Tapi sebelum engkau memastikan itu cinta yang harus kamu rasakan adalah SAKINAH. Sakinah itu yang terkadang tidak dirasakan oleh mereka yang memulai dengan pacaran, ini kata seorang Ustadzah saat aku mengikuti kajian kemuslimatan di kampus. Ada seorang akhwat bertanya mengapa ustadzah? Ustadzah menjawab sakinah itu artinya tenang, dan bagaimana mau tenang belum sah aja sudah merasa ngga tenang. Si dia ngga sms sehari udah dingambekin, bilang selingkuh, ini dan itu. Belum sah saja sudah selisih paham, apalagi jika sudah menikah, kata sang ustadzah. And I do agree with her. Karena banyak teman yang curhat tentang pacarnya selingkuh bahkan ada yang curhat suaminya selingkuh. Belum lagi pacaran buat ketagihan. Ini berasal dari narasumber yang pacaran ya... Menurut salah satu temannku mengapa setelah putus dia cepat dapat pacar baru, karena dulu waktu ada pacar malam minggu ada yang ngapelin, makan ada yang ngingatin, setiap bangun tidur dan kembali tidur lagi ada yang smsin, mau kemana aja ada yang nganterin. Saat udah putus dengan pacarnya, seperti ada yang kurang, dan cara untuk move on yaitu..cari pacar baru.<br />
Setelah sakinah, maka barulah muncul mawaddah. Mawaddah itu cinta. Kapan mawaddah hadir? mawaddah hadir dari proses khitbah (lamaran) hingga Walimah (pernikahan). Bagi yang memulai dengan proses taaruf, mereka menyimpan rapat rasa cinta itu, mereka tidak ngin jatuh pada cinta tetapi mereka membangunnya. Dibiarkan cinta tumbuh dibalut dnegan ketaatan kepada Allah. Kesimpulannya, jika pacaran diawali dengan jatuh cinta, tapi kalo secara Islam, kita diajarakan untuk membangun cinta.<br />
Cinta itu akan terus tumbuh hingga menghadirkan rohmah (kasih sayang). Rohmah inilah kelak yang membuat kehidupan keluarga menjadi langgeng. Memang pernikahan yang diawali dengan pacaran juga pasti ada rohmah, tapi kemanakah kasih sayang diawali pacaran itu berujung. Neraka atau Surga. Kedua orang yang saling bertemu karena Allah, mencintai karena Allah. kemudian mereka saling menyayangi karena Allah, hingga Allah melimpahkan Barokah dalam keluarganya dan finally they reunite in jannah. Mereka berkumpul di surga. Sudah jelas dimana ujungnya, bukan? Ini karena mereka selalu menesahati dalam kebenaran dan kesabaran untuk selalu taat kepada Allah.<br />
Seperti kata Ustadz Salim A. Fillah, Abu lahab dan istrinya juga langgeng dunia dan akhirat. Dunia sama-sama memusihi nabi, dan di akhirat sama-sama kekal disiksa di neraka. So, kemanakah ujung cintamu?<br />
<br />
<br />
<br />
<br /></div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br style="background-color: white; border-style: none; color: #333333; font-family: Verdana, Geneva, sans-serif; font-size: 14px; margin: 0px; padding: 0px;" /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-84424528001611582322014-08-20T20:16:00.000-07:002014-08-20T20:16:14.441-07:00Menunggu Keputusan MKHari ini pengumuan MK. Semua dag..dig..dug, termasuk mamak dan bapak. Dari awal sampai akhir mengikuti persidangan gugatan slah satu capres di MK. Terkadang keduanya berdebat kecil..<br />
<div>
Mungkin memang aku yang tidak tahan didepan televisi berlama-lama, atau mungkin jalannya persidangan yang aku rasa agak aneh.</div>
<div>
Sebenarnya sih, udah dari awal pilpres ini aneh. Ini pendapat dari pribadiku. Lagipula aku tidak terlalu peduli siapa yang akan jadi presiden, Jokowikah itu.. Prabowokah... aku hanya bisa mendoakan semoga siapa yang terpilih dapat berkontribusi lebih baik dari presiden sebelumnya. Menjadikan Indonesia lebih baik dengan menepati janji-janjinya mereka saat kampanye.</div>
<div>
Sebagai warga negara yang tidak boleh ikut mencoblos (ribet sih..aku disuruh kesana-kesini..sedangkan aku tidak tahu tempat yang harus aku tuju). Lagipula pak RT dimana aku bermukim saat itu sama sekali tidak peduli dengan anak kost. Alhasil, mostly anak-anak kos tidak mencoblos.</div>
<div>
Kembali bahas tentang pilpres. Mengapa aku bilang aneh? Karena pilpres kali ini adalah pilpres yang saling menjatuhkan antara kedua kubu. Sampai ada yang berani potong k******* . Astaghfirullah, segitu fanatiknya. Belum lagi yang potong ini potong itu. Kata ini kata itu. Sindir ini sindir itu. Weleh-weleh bahkan ada yang bawa sikomo, pilpres kali ini yang paling sering buat macet.</div>
<div>
Well..sekali lagi aku hanya mendoakan. Bukan berarti aku tidak punya pilihan ya, karena pilihan itu hak. Semoga hari ini MK memberikan keputusan yang paling adil. Tidak berpihak pada slah satu capres. Jika itu terjadi..... kita lihat apa yang akan terjadi. :)</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-258951032756122352014-05-18T17:32:00.002-07:002014-08-17T07:47:31.570-07:00Mencintai Dalam DiamKisah cinta Ali dan Fatimah adalah kisah cinta yang mungkin tidak seromantis kisah cinta Romeo dan Juliet, tidak setragis kisah cinta Siti Nurbaya dan Samsul Bahri, ataupun cinta yang membuat gila seperti kisah Qais dan Laila. Tapi yang indah dari kisah Ali dan Fatimah adalah mencintai dalam diam, mencintai dalam ketaatan. Jika membaca shirah sahabat, bukan hanya Ali yang ingin meminang Fatimah. Sahabat yang paling dihormati dan ditakuti Umar bin Khatab pernah melamar putri bungsu Rasulullah SAW ini. Begitu juga Sahabat yang paling dermawan, Ustman bin Affan. Kedua orang yang dijanjikan sebagai penghuni surga ini ditolak. Mendengar keduanya ditolak, Ali bin Abi Thalib merasa tak percaya diri. Ali tak sekuat Umar dan Ali tak sekaya Ustman. Jadilah, Ali hanya berani mencintai dalam diam. Suatu hari, dalam lingkaran iman bersama para sahabat, ada yang menggoda. Mereka terus mendorong Ali untuk datang menemui Sang Nabi dan meminang putri kesayangan Beliau. Siapa yang menyangka, pinangan Ali diterima.<br />
<div>
Diatas hanya sepenggal kisah Ali dan Fatimah. Kisah cinta luar biasa yang patut diteladani. Kisah cinta yang membangun iman, bukan kisah cinta yang membangun angan-angan. Beranikah kita mencintai dalam diam? Membangun cinta dalam keimanan? Menjaga diri hingga halal untuk seseorang yang datang meminang tanpa melalui proses pacaran. </div>
<div>
Hidup kita tak akan pernah seperti drama yang ditanyangkan di televisi. Jadi jangan pernah bahagia, saat datang kepadamu seorang laki-laki yang mengajakmu pacaran dan hanya memberi angan-angan. Seorang laki-laki yang membuatmu terpesona dengan kata-kata pujiannya. Pernahkah kamu berpikir, jika dia berani memujimu pastilah dia pernah memuji wanita lain juga. Jika dia mengatakan sayang padamu, pastilah bukan engkau seorang yang mendapat ungkapan sayang. Begitu juga laki-laki, bangga kalau mendapat wanita yang diinginkan hanya karena mempunyai wajah cantik dan bodi aduhai. Memilih untung memandang yang haram daripada menjadikannya halal. Pernah kau berpikir? Salah satu penyebab perceraian terjadi adalah tidak kokohnya benteng rumah tangga karena mantan-mantan pacarmu yang tiba-tiba bertemu atau muncul dalam pembicaraan. Sebuah percakapan dengan teman tentang cewok mana yang dipilih sicewek.</div>
<blockquote class="tr_bq">
"Kisah drama yang menyedihkan" kataku saat menonton. "Kok?" kata temanku bingung. "Wanita miskin kok direbutkan sama dua laki-laki kaya, ngga masuk akal lah. Udah itu sampe segitunya lagi...berusaha merebut hati si cewek agar mau jadi pacarnya?". "Kalo menurutmu sicewek akhirnya dengan siapa?" tanya temanku. "mending sicewek jadi cewek JOSH" jawabkku. "JOSH?" tanya temanku.</blockquote>
<div>
Khusus jombloer, mengapa kalian membimbangkan jodoh yang tak kunjung datang hingga memutuskan untuk mencari dengan cara yang salah. Apakah kalian tidak percaya dengan takdir Allah? tidak percaya bahwa Allah telah mempersiapkan pasangan yang tepat untukMu. Seperti kata-kataNya dalam Q.S Ar-Rum yang selalu dikutip dalam undangan pernikahan. Dia telah menciptakan pasangan dari jenismu supaya kamu cenderung merasa tentram kepadanya, dan dijadikanNya rasa kasih dan sayang. Jika kita merenungi ayat ini maka kita tidak akan berani mencoba-coba dengan membangun komunikasi yang memungkinkan setan menyisipi kata-kata yang membuat zina hati hingga zina-zina lainnya.</div>
<div>
Mengapa kau tidak memilih JOSH alias JOmblo Sampai Halal. Mencintai dalam diam tapi pasti daripada mencintai dengan terang-terangan namun penuh angan-angan. Percayalah, jodohmu tak akan tertukar. Tulang rusukmu pasti telah dipersiapkan. Hanya saja menantilah dalam diam, dalam ketaatan. Ikhtiar dilakukan dengan cara yang baik. Jangan pernah memberi harapan yang belum bisa kau lakukan. Karena dia yang kau cintai secara terang-terangan belum tentu kelak akan menjadi pasanganmu yang halal. Kau tidak pernah tahu apa yang Allah siapkan untukmu. Jodohmu mungkin tetanggamu, jodohmu mungkin sahabat baikmu, jodohmu mungkin seseorang yang baru kau temui, jodohmu mungkin teman kantormu, dan jodohmu mungkin masih menunggumu, mencintaimu dalam diam. Persiapkan diri hingga si dia yang ditakdirkan akan menjadi teman sejati yang halal bagimu. </div>
<div>
<br /></div>
<div>
<br />
<div>
<br /></div>
</div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-60175256726894685292014-05-17T17:27:00.000-07:002014-05-17T17:27:26.571-07:00Sandal Aisyah<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aisyah berjalan pincang. Mengelilingi persimpangan lampu
merah. nyeker, tanpa alas kaki. Ia terduduk, melihat telapak kaki yang merah
terkelupas karena bergesekan dengan aspal panas. Ia meringis sakit karena perih.
Rasanya ingin teriak, meraung cengeng seperti anak-anak seumurnya. Namun hal itu tidak mungkin, hanya isak kecil
dan tetes air mata menahan sakit yang keluar. Aisyah harus tegar demi mengejar
setoran.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Ia duduk di
trotoar untuk menghitung uang hasil mengamen. "cuma tujuh ribu dua
ratus" lirihnya. Lagi-lagi ia mringis meringis. Perih. Tapi ia usahakan
untuk berdiri "Aku harus ngamen lagi agar bisa dapat diatas tiga puluh
ribu. Tiga puluh ribu untuk setoran dan sisanya aku bisa nabung untuk beli sandal"
katanya dengan suara parau menahan perih kakinya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Tiga puluh
ribu adalah setoran yang harus didapat oleh si kecil Aisyah. Ia tak berharap
barbie. Ia juga tak ingin baju baru. Ia hanya perlu sandal sebagai alas kaki.
Dulu, Aisyah mempunyai sepasang sandal. Sandal jepit bergambar bunga-bunga. Sandal
itu hadiah dari ibunya. Tapi sandal itu telah hilang terbawa arus sungai. Setiap
melihat seorang anak yang memakai sandal jepit bunga-bunga, Aisyah sedih dan
teringat hadiah terakhir ibu sebelum meninggal.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aisyah
adalah anak yatim piatu. Ibunya baru sebulan meninggal dan ayahnya meninggal
saat ia berumur setahun. Tak lama ibunya meninggal, kampung Aisyah dilanda
banjir dan menghancurkan rumah kecilnya. Entah bagaimana ia bisa terpisah dari
rombongan pengungsi dari kampungnya. Tapi kini ia hidup bersama anak-anak
jalanan yang ditampung Bang Amat. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Di sebuah
rumah tua berantakan dan tak berpenghuni, Aisyah tinggal. Rumah yang dipagari
ilalang tinggi dan lumut yang hampir menutupi seluruh dinding menawarkan hawa
kengerian bagi yang melihatnya. Tak ada yang berani mendekat kecuali Bang Amat,
sekutunya dan anak-anak jalanan yang dipekerjakan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aisyah
berdiri lagi. Kakinya telah di kompres dengan es batu. Kini ia menggunakan
kantong kresek yang dipungutnya ditong sampah jalan. Ia membungkus kedua kakinya
dengan kantong kresek sebagai pengganti alas kaki. Kemudian kembali berkerja menuju
simpang-simpang lampu merah dan bernyanyi. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Memang nasib
menjadi anak jalanan. Pandangan buruk banyak ia dapatkan. Bahkan lebih parah, meskipun
ia mengamen tapi statusnya sering disamakan dengan pengemis. Orang-orang
dijalan hanya menganggap Aisyah berpura-pura membungkus kaki agar dikasihani.
Tak sedikit mengatakan ‘tidak’ dan pura-pura tidak melihat. Namun ia tetap tersenyum
meski ditolak. Terus berjalan mengamen tanpa alas kaki demi setoran, uang makan
dan membeli sandal jepit bunga-bunga.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Ibu,
mengapa engkau pergi dengan cepat? Maafin Aisyah ya bu, tak bisa menjaga sandal
jepit bunga-bunga hadiah terakhir ibu, semuanya hanyut terbawa arus
sungai" Ujar Aisyah sedih ketika melihat seorang anak menggunakan sandal
seperti miliknya sedang bercengkrama bahagia dengan sang ibu. Aisyah ingat
benar, saat arus sungai yang kuat menghancurkan kampung termasuk rumah dan
menghanyutkan sandal jepit kesangannya. Untungnya ia selamat dan seorang preman
bernama Amat menemukannya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">****<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Terseok-seok
Aisyah berjalan menelusuri gang-gang dan perkampungan kecil di pinggir sungai.
Terkadang ia singgah di salah satu tangga yang digunakan warga untuk turun ke
sungai. Duduk dan makan ditangga sambil merendam telapak kakinya yang
pecah-pecah penuh luka. Air sungai cukup meredakan sebentar keperihan yang
dirasakan olehnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Dirumah tua yang
kotor dan lantai dengan hamparan kertas-kertas kardus, bang amat dan anak
buahnya telah menanti. Telah antri teman-teman yang senasib dengan Aisyah.
Masing-masing menyerahkan setorannya. Dan suara bentakan bang amat kerap
terdengar jika mereka membawa setoran kurang atau ada yang mencoba menipunya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Aisyah,
sini sayang" panggil bang Amat. "Mana setorannya" lanjutnya
ramah dan semua tahu itu akan jadi amarah jika setoran kurang.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aisyah
dengan takut-takut maju mendekati bang amat. Dikeluarkannya kantong berisi uang
receh dan beberapa ribuan. "Ini bang" kata Aisyah sambil menyerah
kantongnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Bang Amat
menghitung uang setoran Aisyah. "Hei, aku heran dengan kamu, Aisyah"
ujarnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "He..heran
kenapa bang?" tanya Aisyah gugup, takut bang Amat mengamuk.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Mengapa
setoran uangnya pas, mana lebihnya. Kau sembunyikan ya.." bang amat
berkata curiga. Di perhatikannya dengan seksama Aisyah. Hingga dilihatnya kaki Aisyah
yang lecet.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Se..sebenarnya
ada lebih se..sedikit bang. Tapi aku ingin beli sa..sandal jadi u..uangnya
a..aku ta..tabung" jawab Aisyah ketakutan. Ibu mengajarkan Aisyah untuk
selalu jujur. Kata Ibu jika kita jujur maka kita akan selamat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Bang Amat
mengangguk. Ia diam dan berpikir. Raut mukanya tidak tampak wajah marah seperti
dibohongi atau mendapat setoran yang kurang. Tapi diluar dugaan Aisyah, bang
Amat malah menyuruhnya terus nyeker agar orang-orang lebih iba dan hasil yang
didapat lebih banyak. "Mengapa kau tak terus saja menyeker seperti ini. Sandal
akan menghambat kau mendapatkan uang. Sini, beri aku uang tabunganmu"
katanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Ti..tidak
bang. Aku ingin membeli sandal yang sama dengan sandal yang dibelikan oleh
ibuku" kata Aisyah. Akhirnya ia berani membantah bang Amat. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Mendapat
penolakan dari Aisyah, bang Amat memanggil tangan kanannya untuk mengawasi Aisyah.
Mencari dimana uang tabungan yang disimpan oleh Aisyah. Ia tak mau meminta
secara paksa karena Aisyah adalah anak baru. Ia khawatir jika ia membentak Aisyah
akan kabur. Dan itu mengurangi pendapatanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Oh,
kau masih punya ibu rupanya" kata bang Amat. Dia memang tidak tahu
mengenai asal-usul Aisyah. Ketika ia menemukan Aisyah yang tekatung dijalan, ia
hanya menawarkan Aisyah tempat tinggal dan makanan. Aisyah yang baru berumur
sepuluh tahun merasa senang karena bisa punya tempat tinggal dan makan. Tapi
dia tak pernah menyangka akan disuruh bekerja di jalanan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Ibuku
sudah meninggal bang. Tapi meskipun ibu telah tiada tapi ia tetap hidup dalam
hatiku" ujar Aisyah dengan rasa takut yang telah diusirnya, menunjuk
dadanya meyakinkan bang amat bahwa ibu selalu hidup dalam hatinya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> "Baiklah.
Tidur sana kau" perintah bang Amat. "Jangan lupa sebelum tidur,
kompres kakimu. Supaya besok, kau tetap bisa bekerja" lanjutnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Seperti
biasa gedung tua tempat Aisyah bernaung riuh. Meskipun begitu, cahaya lampu
yang remang dan udara yang lembab memanjakan anak-anak lainnya untuk tertidur
pulas. Semua tidur karena kelelahan. Yang terdengar hanya suara gombalan bang
Amat yang menelpon kekasihnya dan suara ribut anak buah bang Amat yang mabuk. Suara
dengingan nyamuk di telinga dan decakan cicak juga turut meramaikan pendengran
Aisyah. Belum lagi dengkuran anak-anak yang sangat kelelahan seharian
mengelilingi lampu merah. Semua mengalun menjadi satu simponi gedung tua
berlumut.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aisyah tak dapat menutup mata. Bukan karena
kakinya yang perih tetapi uang tabungan yang ia tabung selama sebulan sudah
cukup untuk membeli sandal. Ia dan Farhan, temannya, telah merencanakan
pelarian diri saat uang Aisyah telah cukup untuk membeli sandal jepit. Mereka
tahu siasat bang Amat dan lambat laun uang tabungan itu akan dirampasnya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">****<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Pagi ini hujan gerimis menyertai. Semua anak
jalanan sudah siap bertugas. Meski mata masih mengantuk dan badan yang ingin
lebih lama bermalas-malasan, namun rasa takut pada bang Amat dan sekutunya
mengalahkan semuanya. Mulut yang terus menguap dengan berjalan agak lunglai,
mereka turun menelusuri gang-gang dan perkampungan kecil menuju lampu-lampu
merah. Tak ada yang berani singgah atau berbelok arah karena anak buah bang
Amat sigap mengawasi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Malam tadi,
ketika semua telah tertidur, Aisyah dan Farhan bangun untuk membuat rencana. Tak
ingin seperti ini selamanya. Tak ingin jadi gelandangan. Tak ingin jadi anak
jalanan. Sudah cukup mereka merasakan hidup bagai neraka. Menerima celaan dan
meminta rasa iba atas penderitaan yang dirasakan. Menghadapi skeptisme
orang-orang yang kadang mengira mereka mau mencuri.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> “Sah, nanti
aku akan mengalihkan perhatian bang Samsul dan bang Jaka. Saat mereka
mengejarku, engkau cepat-cepat kabur. Kamu masih ingat tempat untuk bersembunyi
yang waktu itu aku tunjukkan?” jelas Farhan. Farhan telah menganggap Aisyah
seperti adiknya. Umur mereka terpaut lima tahun.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> “Iya bang”
jawab Aisyah mengerti. “Nanti kita bertemu dimana?” lanjutnya bertanya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> “Tempat yang
aman. Rumah Allah. Kau beli saja sandal jepit bunga-bunga yang kau inginkan di
toko dekat terminal. Aku pernah melihatnya dipajang disana. Setelah itu,
pergilah keselatan. Disana ada sebuah masjid. Hanya di sana kita aman” jawab
Farhan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">****<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aisyah
mencoba berbelok. Ada rasa takut dan ragu. Tapi keyakinan untuk kabur hari ini
lebih tinggi dari rasa takut tersebut. Mencari celah agar terhindar dari
pandangan para anak buah bang Amat yang terus mengawasinya. Sulit baginya untuk
bergerak karena kali ini bang Samsul dan bang Jaka ekstra mengawasi Aisyah. Mereka
telah menerima perintah dari bang Amat untuk mencari tahu dimana anak kecil itu
menyimpan uang tabungannya.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Tapi mereka
terkecoh oleh Farhan. Aisyah berhasil
menyusup ke perkarangan salah satu warga yang Farhan tunjukan. Sedangkan,
Farhan terus mengalihkan dua preman dengan berlari secepat mungkin. Dasar
preman bodoh. Mereka lupa tugas utama mengawasi Aisyah. Mereka fokus pada Farhan
yang kini juga telah hilang, bersembunyi kedalam tempat sampah.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aisyah
merunduk bersembunyi diantara pagar dan gundukan karung pasir. Badan yang kecil
memberi keuntungan baginya saat anak-anak buah bang Amat sadar mereka kehilangan
Aisyah. Mereka kembali mencari Aisyah. Asiyah lebih penting dari Farhan. Jika
besar Aisyah bisa menghasilkan uang yang lebih banyak lagi disbanding Farhan.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Masih terdengar gema dari suara kedua
pria besar memanggil nama Aisyah. Namun Aisyah tetap bertahan di
persembunyianya hingga suara itu menghilang. Aisyah bangun dari
persembunyiannya dan melihat sekeliling, mengecek apakah bang Samsul dan bang Jaka
masih berada di sekitar ia bersembunyi. Situasi aman terkendali. Mereka telah
pergi.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Kaki yang masih perih kini hanya
terasa seperti digigit serangga. Senyum merekah dibibir mungil Aisyah.
"Aku berhasil" katanya. "Aku berhasil" kata Aisyah lagi dengan
ekspresi yang lebih bahagia. Sifat anak-anaknya muncul kembali. Aisyah
melompat-lompat. Aisyah menari. Aisyah tertawa dan tak berhenti bersyukur
mengatakan bahwa ia berhasil. Hingga pemilik rumah terbangun dan mengusirnya. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Aisyah terus
berjalan menuju terminal. Tujuannya pertamanya adalah sebuah toko didekat
terminal. Toko itu menjual sandal jepit bunga-bunga seperti yang dikatakan
Farhan. Ia membeli sandal dengan motif bunga-bunga yang ternyata tinggal satu.
Meskipun agak besar dan tak sama dengan sandal jepit yang diberikan oleh Ibu
tapi Aisyah bahagia dia telah berhasil membelinya. Sandal jepit bunga-bunga yang
memotivasinya untuk bertahan meski hidup sebagai anak jalanan. <o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Kini tujuan
berikutnya adalah masjid. Hanya masjid yang tak pernah dikunjungi bang Amat dan
sekutunya. Dengan senyum merekah dan sepasang sandal jepit bunga-bunga baru,
Aisyah berjalan. Di mesjid sebelah selatan terminal, Farhan telah menunggu</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12pt;">. <o:p></o:p></span></span></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-41111693446164111602014-05-17T17:20:00.002-07:002014-05-17T17:21:29.804-07:00Antara IPK dan Aktif di Organisasi<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat belajar bersama di kost, seorang adik yang juga salah
satu penghuni kost bertanya tentang apa yang lebih penting IPK atau aktif di
organisasi di kampus. Suatu hal yang membingungkan dan hal ini biasanya
dirasakan oleh semua mahasiswa baru. Ada kegalauan antara harus belajar dengan
giat agar IPK bagus atau aktif di organisasi. Bagi mereka dunia kampus adalah
berbeda. Saatnya mereka melepas seragam putih abu-abu dan mulai mencari jati
diri.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Belajar pada
tingkat universitas khususnya tingkat S1, kita akan dihadapi dengan kuliah dan
organisasi. Ketika dibangku SMA, nilai selalu jadi prioritas utama dan
organisasi hanya menjadi kegiatan tambahan bagi siswa. Hal ini berbeda dengan
aktifitas di universitas dimana sering terjadi ketimpangan antara kuliah dan
organisasi. Akibatnya banyak organisator yang <i style="mso-bidi-font-style: normal;">drop out</i> dan banyak juga mahasiswa yang kelak canggung turun
kemasyarakat karena kurang berpengalaman dalam bersosialisasi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Memasuki
dunia kampus, mahasiswa baru akan diperkenalkan dengan berbagai macam
organisasi baik dari internal kampus maupun dari eksternal kampus. Mulai dari
organisasi yang bergerak di politik, akademik, keagamaan, ekonomi, sosial, seni,
budaya, penyiaran, tulis-menulis, pencinta alam dan lingkungan. Mahasiswa bebas
memilih organisasi yang mereka minati. Dan mereka juga berhak memilih untuk
tidak bergabung dengan organsasi apapun.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Tawaran
untuk bergabung dalam organisasi saat memasuki ranah kampus akan terus mengalir.
Bukan hanya ketika kita baru menjadi mahasiswa, tetapi ketika sudah menjadi
senior tawaran itu tetap ada. Tidak semua organisasi itu buruk karena yang
buruk adalah bagaimana manajemen diri kita. Dan tidak semua mahasiswa yang
bergabung dalam organisasi akan memperoleh IPK nasakom (nilai satu koma) atau
menjadi anggota MPK (Mahasiswa penghuni kampus). Banyak juga mahasiswa
berprestasi namun tetap gigih organisasi. Kembali pada manajemen diri dan
motivasi diri. <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Dua hal ini adalah kunci
sukses dalam penempaan diri baik.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kampus
sering dianalogikan sebagai miniatur kecil dari negara. Oleh karena itu
bergabung di organisasi dianjurkan untuk mahasiswa. Organisasi tidak saja
menampung minat, melaksanakan event atau kegiatan tetapi organisasi juga secara
tidak langsung mengajarkan mahasiswa berpolitik. Di organisasi, mahasiswa juga
belajar bersosialisai dengan mahasiswa lainnya baik pada tingkat program studi,
fakultas maupun universitas. Organsasi juga dapat menjadi modal ketika terjun
di masyarakat, terutama organisasi eksternal kampus yang biasanya melakukan
kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Banyak yang dipelajari di
organisasi tetapi tidak kita dapat di ruangan kelas saat proses perkuliahan
terjadi.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Sayangnya ketika
bergabung dalam organisasi, mahasiswa sering menomorduakan kuliah. Meskipun
pada awal masuk tujuan utama adalah kuliah, namun organisasi terkadang dapat
berubah menjadi prioritas saat telah bergelut didalamnya. Banyak yang lebih
suka berkumpul untuk rapat dari pada masuk kelas mengikuti kuliah. Ketimpangan
ini membagi dua jenis mahasiswa. Jenis yang pertama adalah mahasiswa kupu-kupu.
Kupu-kupu berarti kuliah-pulang dan kuliah pulang. Sebuah analogi untuk
mahasiswa yang fokus kuliah. Jenis yang kedua yaitu mahasiswa kura-kura.
Kura-kura berarti kuliah-rapat, kuliah-rapat. Jenis yang ini menganalogikan
mahasiswa yang sibuk antara kuliah dan organisasi. Jenis kura-kura inilah yang
terkadang memprioritaskan organisasi dan terkadang lebih mengutamakan rapat
daripada kuliah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kembali ke pertanyaan
awal apakah yang lebih penting IPK atau organisasi. Seberapakah penting IPK?
Dan seberapa penting organisasi? Dua pertanyaan ini seharusnya menjadi
pertanyaan dasar yang harus diajukan pada diri kita. Hal ini diharapkan agar
tidak terjadi ketimpangan tetapi keseimbangan antara kedua hal ini. IPK bagus,
lulus tepat waktu dan organisasi OK.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Motivasi
dalam melakukan sesuatu dapat menjadi alarm yang mengingatkan ketika
ketimpangan itu terjadi. Apa motivasi awal kita kuliah? Apa motivasi kita
mengikuti organisasi? Kedua motivasi antara kuliah dan organisasi haruslah
jelas. Contohnya kuliah, ada yang awalnya mempunyai motivasi kuliah untuk
mendapatkan pekerjaan lebih baik sehingga kita belajar keras agar dapat masuk
di program studi yang kita minati dan terus belajar agar IPK tinggi dan lulus
tepat waktu. Sedangkan contoh dari motivasi mengikuti organisasi yaitu ingin
menjalin relasi yang lebih luas dan menambah pengalaman. Selain motivasi yang
berasal dari diri sendiri, ada motivasi yang datang dari lingkungan kita yang
disebut dengan motivasi ekstrinsik. Motivasi ini biasanya berasal dari keluarga
yaitu orang tua. Setiap orang tua pasti menginginkan anaknya berhasil. Dan
terkadang keberhasilan itu diukur dengan lulus tepat waktu dan IPK yang baik. <o:p></o:p></span></div>
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; mso-ansi-language: EN-US; mso-bidi-language: AR-SA; mso-fareast-font-family: SimSun; mso-fareast-language: ZH-CN; mso-font-kerning: 1.0pt;"><span style="mso-tab-count: 1;"> </span>Kesimpulannya,
tidak ada pilihan yang tidak beresiko. Motivasi dan manajemen diri menjadi
solusi dari resiko tersebut. Manajemen diri yang baik dan motivasi yang kuat <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>akan menjadikan kita mahasiswa hebat.
Sedangkan keraguan-raguan antara IPK dan organisasi dapat menjadi penghambat
kesuksesan. Lagipula untuk memperoleh beasiswa atau suatu pekerjaan, bukan
hanya IPK yang menjadi syarat tetapi juga pengalaman berorganisasi. Organisasi
melatih kita menjadi pemimpin sedangkan prestasi di proses perkuliahan akan
memperluas keilmuan. </span><span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Mengutip status FB-nya motivator muda Setia Furqon Kholid:</span></span><br />
<blockquote class="tr_bq">
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Kuliah, jangan sekedar kuliah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Kuliah harus punya gairah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Nggak sekedar lelah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Atau menggugurkan tanggung jawab dan rasa bersalah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Harus ada tujuan disana<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Harus ada manfaat disana<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Harus ada karya disana<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Karena kita dikenal, bukan dari seberapa panjang gelar yang
dipasang<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tapi seberapa mampu mempertanggungjawabkan ilmu yang
berkaitan dengan gelar yang disandang<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Ijazah sarjana bukan artinya jalan tol untuk mudah bekerja<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tapi sejatinya nya amanah untuk jadi orang yang berguna<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Toga dikenakan bukan puncak kesuksesan<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Karena hakikat sukses sejati saat kita diwisuda di akhirat
sana<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Tak seperti nilai di dunia yang masih bisa diubah<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Namun sejatinya, di akhirat parameter kesuksesan diukur<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">dari seberapa benar dan baik kita menjalani hidup di dunia<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Semoga kita bisa menjadi mahasiswa yang sukses,<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">bukan hanya di dunia, tapi juga selamat di akhirat.<o:p></o:p></span></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="line-height: 150%;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Times, 'Times New Roman', serif;">Aamiin</span><span class="Apple-style-span" style="font-size: medium;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: 12pt;"><o:p></o:p></span></span></span></div>
</blockquote>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;">
<span style="font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-6392396656883422382014-05-17T17:03:00.003-07:002014-05-17T17:33:08.182-07:00Malas???Bingung mau nulis apa. Tapi pengen nulis. Ini akibat telah lama ngga nulis. 2 tahun ngga berkarya, ngga buat tulisan, ternyata melemahkan syaraf otak untuk menulis. What a worse!!! Habit, habit and habit. Kata ustadz. Felix jika ingin membentuk habit yang baik harus dengan repetisi alias pengulangan. Tapi... yang nama ngulang itu ada penyakit yang selalu mengikuti, penyaki M-A-L-A-S. Penyakit ini yang sering menghinggapi dan susah sekali untuk diusir. Hus..hus..malas pergilah.. (seandai malas itu kucing). :)<br />
Padahal, Allah SWT selalu mengingatkan didalam QS. Al-Hasyr (59) ayat 18, yang isinya:<br />
<blockquote class="tr_bq">
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.</blockquote>
Pertama kali terenyuh dengan ayat ini saat pertemuan membahas dakwah sospol di kampus, tepatnya di fakultas hukum. Seorang senior membacakan ayat ini sebagai pembuka presentasinya. Yup... hendaklah kita memperhatikan apa yang kita perbuat untuk hari esok. Meskipun redaksi terjemahan surat tersebut yang dimaksud hari esok adalah akhirat, tapi menurutku tergantung NIAT. Apapun yang kita niatkan untuk Allah, maka akan berinvestasi untuk akhirat.<br />
<br />
Hus Malas...Pergilah jauh-jauh dariku dan dari sahabat-sahabatku yang baca tulisan ini. Oh ya..selain motivasi Akhirat, sang Nabi juga telah mengajari kita Do'a pengusir malas. Bagi yang rajin membaca Al-Matsurat pagi dan petang pasti penyakit malas ngga menjadi penyakit akut. Doanya mudah kok..<br />
<blockquote class="tr_bq">
Allohumma inni a'udzubika minal hammi wal hazan, wa a'udzubika minal 'ajzi wal kasal, wa a'udzubika minal jubni wal bukhlii, wa a'udzubika min ghalabatid dayni wa qohrir rijaal. </blockquote>
<blockquote class="tr_bq">
Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang, dan kesewenang-wenangan orang.(HR. Bukhari)</blockquote>
So..so..masih Malas. Jangan jadikan rasa malas sebagai penyakit akut... And for me!!! Ganbate!!! Thesis must be done asap!!!<br />
<br />Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-41520459842259977812012-10-09T03:46:00.000-07:002012-10-09T03:46:36.810-07:00Album Biru<br />
<div class="MsoNormal">
Kisah-kisah usang penuh kenangan</div>
<div class="MsoNormal">
Tersusun rapi dalam selipan-selipan di album biru</div>
<div class="MsoNormal">
Menunggu diingat saat senja</div>
<div class="MsoNormal">
Sebagai simbol kebahagiaan yang pernah ada </div>
<div class="MsoNormal">
(Solo, 9 Oktober 2012)</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-43544111455051143492012-10-09T03:43:00.000-07:002012-10-09T03:43:14.785-07:00Peran Musik dalam Pendidikan<br />
<div align="center" class="MsoNoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: center;">
<br /></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">No music no dream</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">,
sebuah pesan dalam film Jepang yang menceritakan tentang musik bergenre
underground, <i>Death Metal</i>. Pesan ini
memaparkan bahwa musik dan liriknya menyodorkan mimpi kepada pendengar. Bahkan,
musik kini dijadikan sebagai tehnik pengajaran yang memotivasi. Upaya
penggunaan musik dalam dunia pendidikan ini mendapat respon positif terbukti dari beberapa judul riset yang
menggunakan musik dalam pembelajaran. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Musik sebagai alat motivasi<o:p></o:p></span></b></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 200%;">Motivasi
adalah sesuatu yang memberi dorongan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.
Dalam dunia pendidikan, musik digunakan oleh guru sebagai motivasi ekstrinsik
yang dapat membuat siswa untuk lebih bersemangat dalam belajar. Musik
memberikan warna bahagia bagi siswa yang membuat mereka tidak merasa tegang dalam
kelas. Menggunakan musik sebagai motivasi dapat dilakukan guru dengan
mendengarkan musik kepada siswa ketika
mengerjakan soal atau bernyanyi bersama.<o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-35904160123945519092012-08-23T22:07:00.000-07:002012-10-09T03:47:27.857-07:00Guru dan Kemajuan Bangsa<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Guru
adalah pembuka peradaban yang berperan besar membangun sumber daya berkualitas.
Mendidik, membimbing dan mengarahkan sehingga manusia menjadi manusia
seutuhnya. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu memanusiakan manusia.
Guru juga menjadi kompas utama petunjuk arah menuju kemajuan. Oleh karena itu,
guru adalah mahluk bijaksana yang dihormati dan disegani. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Semakin maju zaman semakin maju pula
pola pikir manusia. Tentu saja kemajuan ini tak terlepas dari guru meskipun ada
teori mengatakan guru bukanlah faktor utama dalam pengembangan ilmu
pengetahuan. Namun, guru tetap faktor yang tak bisa dipisahkan dari
pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini terungkap jelas dari sejarah terbentuknya
negara maju seperti Amerika, Jepang, Inggris dan bangsa-bangsa terdepan
lainnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Ada sebuah cerita tentang negara
superpower Asia, Jepang. Ketika Hirosima dan Nagasaki hancur terkena bom atom,
hal yang dilakukan Kaisar Jepang adalah menanyakan berapa guru yang tersisa.
Hal ini dikarenakan awal kebangkitan Jepang berasal dari seorang guru. Guru
yang memberikan Aufklarung atau pencerahan kepada pemuda Jepang sehingga
menjadi penggiat belajar dan awal revolusi ilmu di negeri Sakura ini.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Guru
dikenal di Jepang pada Era Meiji dengan istilah <i>sensei</i>. Saat bangsa-bangsa Barat memasuki dan mengintervensi Jepang
munculah seorang guru muda Yoshida Shoin. Yoshida Shoin adalah <i>invisible teacher</i>. Pengaruhnya yang singkat namun luar biasa
melahirkan tokoh-tokoh pembangun peradaban Jepang pada masa Restorasi Meiji
(Eko Laksono, Imperium III, 2009). Yoshida adalah pemuda yang mempunyai
Nasionalis tinggi terhadap bangsanya. Ia tidak suka dengan Barat. Tapi,
keingintahuan yang tinggi dan semangat mendapat ilmu membuatnya nekat
menyelinap kekapal milik Barat. Meskipun akhirnya berakhir d penjara. Setelah
bebas dari masa tahanan, Yoshida meneruskan sekolahnya dan mengajarkan kepada
murid-muridnya untuk tidak menutup diri dan mulai belajar dari orang-orang
Barat. Pada umur 28 tahun, Yoshida dihukum mati. Namun, Yoshida telah memberi perubahan pada
Jepang dan menjadi inspirasi bagi pemimpin Jepang. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seorang
guru yang juga berpengaruh di Asia terutama Cina, Jepang dan Korea adalah
Konfusius. Seorang filsuf, pemikir dan pendidik dari tanah Cina, lahir di
Shandong 551 SM. Jika kita pernah menonton film Confucius (2010) maka kita akan
melihat scene dimana seorang murid rela mati hanya untuk mengambil parkamen,
catatan-catatan sang guru yang dianggap lebih penting dari nyawanya. Konfusius
menanamkan kecintaan terhadap ilmu kepada murid-muridnya. Salah satu analek
konfusius yang terkenal yaitu “Buku itu adalah seperti gudang berisi emas”. Konfusius
adalah <i>invisible teacher</i>, karena
hanya mempelajari analeknya saja dapat mempengaruhi negara-negara yang sekarang
menjadi penguasa Asia. Kemudian ajaran konfusius dijadikan ajaran yang tak
berhenti diajarkan di Cina, Jepang dan Korea. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Muhammad
SAW, adalah seorang guru besar bagi umat muslim. Michael Hart penulis 100 orang
paling berpengaruh di dunia menjadikan Muhammad SAW sebagai nomor satu orang
yang paling berpengaruh. Jika Yoshida menjadi inspirasi tokoh-tokoh Restorasi
Meiji, Konfusius menjadi ajaran wajib Cina, Jepang dan Korea, maka Muhammad SAW
adalah tokoh yang menginspirasi dunia. Muhammad adalah guru yang mengajar
dengan keteladanan. Muhammad SAW adalah guru yang sangat mencintai ilmu. Dia
bahkan menyuruh umat Islam belajar hingga ke negeri Cina.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Cina adalah peradaban tertua dan sejarahnya
paling maju di dunia. Oleh karena itu, Muhammad SAW menyuruh pengikutnya untuk
tidak hanya berdiam diri ditanah Arab tetapi menjelajahi dunia dan belajar.
Menyerap ilmunya. Berkat Muhammad SAW, umat Islam menjadi besar dan tidak lagi
bodoh. Bahkan Islam pernah menjadi peradaban paling maju yang menginspirasi
kebangkitan Eropa (Laksono, 2009). Orang-orang Islam terus belajar dengan menjadikan Muhammad sebagai teladan dalam
mencintai ilmu dan semangat dalam mencarinya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Teacher is a king</span></i><span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">.
Guru adalah raja, paling tidak guru adalah raja di kelas. Raja bagi
murid-muridnya. Namun guru bukanlah dewa yang selalu benar dan murid bukanlah
kerbau (Soe Hok Gie, 1942-1969). Guru tidak bisa menjadi diktator layaknya
Hitler. Karena belajar bukan hanya dari guru ke siswa. Belajar adalah <i>individual sense-making</i>. Belajar adalah <i>creating knowledge with others</i>. Itulah
yang diungkapkan oleh Watkins dkk, dalam buku Effective Learning in the
Classroom (2007). Layaknya seorang Raja yang ingin membuat negaranya sejahtera maka
kepiawaian Raja harus dapat membuat rakyat mandiri sehingga bangsa yang
dipimpin berkembang. Dan begitu juga
seorang guru di kelas yang harus piawai membuat murid-muridnya mandiri dalam
memperoleh pengetahuan. Dengan menciptakan suasana penuh semangat, bahagia
tanpa tekanan dalam belajar. Mengajarkan bahwa ilmu tak hanya dari seorang guru,
semangat mencarinya dan keinginan untuk menjadi generasi unggul yang bermanfaat
adalah nilai yang lebih tinggi dari skor 100 atau nilai A. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Oleh
karena itu, guru harus mendidik muridnya untuk terbuka pada ilmu yang lebih
luas bukan hanya terfokus pada guru yang mengajar dikelas. Guru terkadang harus
menjadi seorang yang tak terlihat. Seperti Raja yang tak semua rakyat dapat
melihatnya, namun mereka tetap terus berusaha bersama untuk mensejahterakan negeri.
Untuk itu Raja harus berpikir bagaimana mempertahankan loyalitas rakyat agar terus
meningkatkan diri memajukan bangsanya. Begitu halnya dengan guru, harus dapat
membuat muridnya tetap belajar meskipun tanpa kehadiran bimbingan darinya.
Karena belajar bukan satu arah, guru ke siswa. Tetapi belajar dapat dilakukan
dimana saja, kapanpun dan bersama apapun dan siapapun. Karena ilmu tidak
terbatas. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Seorang
<i>invisible teacher</i> adalah pendidik
yang memberi bekas mendalam meskipun dia tidak dalam keadaan mengajar. Guru
yang menjadi motor bagi murid-muridnya untuk tetap menggali ilmu meskipun sang
guru mendampingi. Selain itu, menjadi <i>Invisible
teacher</i> juga harus terus dan mau memperbaiki diri dengan meningkatkan
kualiatas ilmu dan cara mengajarnya. Dia harus menjadi teladan bagi
murid-muridnya. Visinya bukan hanya mentrasfer ilmu yang ia miliki tetapi juga
membuat anak didik dapat mengembangkan ilmu yang ditransfer. Bahkan lebih hebat
dari gurunya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Sejarah
Indonesia juga mencatat banyak <i>invisible
teachers</i>. Mulai dari Ki Hajar Dewantara, Bapak pendidikan Nasional, Kartini
dengan pendapatnya mengenai pentingnya pendidikan dan penyerapan teknologi
Barat, BJ Habibi dan banyak lagi yang bisa kita ambil contoh. Seperti Yoshida
yang penuh dengan keingitahuan, Kofusisus yang mengajarkan untuk lebih harmoni
dan Muhammad Saw, sang teladan sejati adalah <i>invisible teachers</i>. Guru sepanjang masa yang ajarannya tak
terlupakan. Menjadi guru teladan yang memberi semangat dan inspirasi untuk
memperoleh ilmu yang lebih luas, meskipun tanpa harus ada sang guru. <o:p></o:p></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-72734070309961214742012-08-23T22:03:00.002-07:002012-10-09T03:48:17.324-07:00SAAT GURU MENJADI IDOLA<br />
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat
ini guru menjadi topik yang paling seru untuk dibicarakan. Guru menjadi tema
utama dalam rubrik di media massa. Ditambah lagi seminar-seminar pendidikan
yang mengangkat tema tentang guru. Mulai dari profesionalitas, cara mengajar,
bahkan universitas yang menyediakan fakultas keguruan menjadi serbuan. Selain
itu, berita tentang demo yang dilakukan oleh guru juga menjadi berita hangat. Tak
pelak, saat ini guru menjadi idola.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Apakah
karena gaji besar yang dijanjikan? Atau pekerjaan yang memuliakan? Profesi guru
menjadi salah satu yang diinginkan dan dicita-citakan oleh anak-anak muda saat
ini. Bahkan, banyak orang tua yang menginginkan anaknya menjadi guru. Hal ini
terbukti, dari minat yang tinggi terhadap fakultas keguruan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Namun
sayang, saat guru menjadi idola ada sesuatu yang hilang. Prioritas menjadi guru
hanyalah sebagai pekerjaan yang mudah didapat dan dapat memberi gaji menjanjikan apalagi jika guru
tersebut lulus sertifikasi profesi guru. Sebagaimana yang diungkapan oleh Anis
Baswedan, pencetus Gerakan Indonesia Mengajar dalam dialog bersama Desi Anwar
di salah satu televisi swasta (7/7/2012) <i>“A
teacher must be role model. We don’t
fight to get a job but we do fight to do this job”</i>. Keteladanan adalah hal yang mulai terkikis
ketika guru bekerja hanya untuk uang. Pendapatan menjadikan profesi guru
hanyalah sebatas pekerjaan untuk menyampaikan materi dari buku, memberi tugas
dan nilai. Esensi utama seorang guru yaitu mendidik dengan keteladanan dinomor
duakan. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Pendidikan
berbasis karakter, sebuah kebijakan
Kementrian Pendidikan Nasional pada tahun 2011 diharapkan dapat menjadi tonggak
dalam membangun karakter anak bangsa dan terwujudnya Indonesia Emas 2025.
Pendidikan karakter ini dijabarkan dalam enam pilar karakter yang terdiri dari <i>trustworthiness </i>(kepercayaan), <i>Respect </i>(Respek), <i>Responsibility </i>(Tanggungjawab), <i>Fairness
</i>(Keadilan), <i>Caring </i>(Peduli), <i>Citizenship </i>(Kewarganegaraan). Keenam
pilar yang akan lebih mudah dibangun jika telah berdiri tegak dalam diri sang
guru.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;">Saat
guru menjadi idola maka guru adalah panutan. Guru akan digugu dan ditiru. Guru
bukan hanya simbol pendidikan yang mentransfer ilmu dalam kelas. Lebih dari
itu, guru harus mengalahkan ketenaran idola yang diidolakan para muridnya. Tapi
sayangnya di Indonesia, guru tidak menjadi idola. Mirisnya, ada sebuah julukan
bagi guru yaitu <i>the killer</i>. Guru
adalah monster yang menakutkan. Peran idola lebih kini disandang oleh boys dan
girls band, artis, aktor dan smeua yang tampil dalam kotak persegi empat yang
disebut televisi. Thomas L.
Friedman menuliskan sebuah perbandingan antara anak-anak Cina dengan Amerika
dalam tulisannya <i>The World is Flat</i>
(2006) “saat ini di Cina, Bill Gates adalah Britney Spears. Di Amerika, Britneys
Spears adalah Britney Spears, dan itulah masalah kita”. Kepedulian Friedman
terhadap generasi di Amerika, seharusnya menyadarkan kita bagaimana keadaan
anak-anak di Indonesia. Kecintaan anak-anak pada hiburan saat ini tampak lebih
besar daripada kecintaan mereka pada ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, mutu
pendidikan di Indonesia tidak akan meningkat secara signifikan. Berbeda halnya
dengan Cina yang saat ini meroket menyaingi Amerika. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36.0pt;">
<span style="font-family: 'Times New Roman', serif; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Contoh nyata dari keteladanan tampak dari
guru terhebat Muhammad Saw. Sebagaimana yang tercantum dalam terjemahan Q.S Al-Ahzab: 21 yang berbunyi “<span style="background: white;">Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik…”. Rasulullah, sosok guru yang pengaruhnya dapat dirasakan
hingga saat ini. Keteladanannya tidak hanya dicontoh oleh pengikut pada masanya
tetapi juga diikut oleh orang-orang yang menjadikannya idola hingga saat ini. </span>Hal
ini membuktikan teladan dari guru adalah pilar paling utama sebelum enam pilar
karakter tersebut. Pengaruh teladan yang tampak dari seorang guru dapat lebih
mudah diterima daripada karakter yang hanya diajar lewat teori dari buku. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Mengidolakan diri bagi guru bukanlah
hal mudah disaat idola-idola dunia hiburan menjadi sebuah euphoria bagi anak-anak
Indonesia. Anak-anak Indonesia lebih senang mendengarkan lagu-lagu popular
seperti lagu Pop, K-Pop, Rock yang dinyanyikan idola mereka dari pada
penjelasan guru mereka. Bahkan mereka tak segan berdandan ala sang idola.
Cita-cita ingin jadi boysband atau girlsband, artis, aktor telah terframe kuat dalam
pikiran mereka. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> Tetapi bukanlah tidak mungkin bagi
guru untuk menjadi idola. Hanya diperlukan kerja keras, kreatifitas dan
semangat untuk menjadi idola. Guru harus mengembalikan fitrah asli sebagai guru
yaitu menjadi pahlawan tanpa tanda jasa. Berjuang dengan sungguh-sungguh dalam
mendidik, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan tanpa tekanan dan
menjadi idola yang pantas untuk ditiru oleh anak-anak didiknya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"> <i>My
teacher is my idol</i>. Guruku idolaku. Saatnya guru menjadi idola. Idola yang selalu
ditunggu kedatangannya untuk mengajar. Idola yang di gugu dan ditiru. Idola
yang membawa Indonesia menjadi negara terdepan yang siap menyaingi negara maju
di dunia. Saat guru menjadi idola maka bukan tidak mungkin Indonesia emas 2025
akan terwujud.<o:p></o:p></span></div>
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDT_ZW08KG_8zODXegawsY7wdx2wAXRY9xN21aoJ38xyrKU9wxCqnHx5dna-Pcv6jpY28dQgNgqpDKmiaSDubITwHPUFXPH4FkkWxpw8a2YAGZS9fyOcJOAk6cP2hr5cgqgqyi5IVKnuE/s1600/teacher.gif" imageanchor="1" style="margin-left: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="199" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhDT_ZW08KG_8zODXegawsY7wdx2wAXRY9xN21aoJ38xyrKU9wxCqnHx5dna-Pcv6jpY28dQgNgqpDKmiaSDubITwHPUFXPH4FkkWxpw8a2YAGZS9fyOcJOAk6cP2hr5cgqgqyi5IVKnuE/s320/teacher.gif" width="320" /></a></div>
<div class="MsoNoSpacing" style="line-height: 150%; text-align: justify;">
<span style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12.0pt; line-height: 150%;"><br /></span></div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-20861154281889035032012-04-07T02:28:00.002-07:002012-10-09T03:52:27.516-07:00Me in My Dreamworld<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Bibir ini
kembali merekah. Tersenyum indah. Disinari cahaya yang masuk melalui sela-sela
jendela. Tetes demi tetes keringat jatuh karena panasnya matahari. Namun, hal
itu tak mengurungkan niatku untuk terus bermimpi. Mengkreasikan hidup
diduniaku. Dunia milikku. Aku pemeran utamanya disini. Terserah kata mereka.
Mereka mau bilang jangan mimpi disiang bolong, bodohnya jadi penghayal, jangan
meraih yang tidak pasti, sadar bahwa dunia tak seindah khayalan. Whatever.
Karena duniaku indah, duniaku adalah milikku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Tinggi, putih dan bersih. Dia datang
menghampiriku. Duduk disampingku dan berkata “It’s a nice day, isn’t it?” </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Yup, a nice and beautiful day”
Jawabku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“James.” Katanya memperkenalkan
diri.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Ayu, nice to meet you.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“You too” Ujar James tersenyum.
“What do you do?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“I am a student. How about you ?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
James hanya tersenyum seolah
menyembunyikan identitasnya. James berdiri, merentangkan kedua lengannya dan
menghirup udara segar pagi hari. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Byuuaaar. James, menghilang. Yang
terdengar hanyalah suara ibu memanggil. “Ayu…Ayu…, cuci piring!” </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Illusion, again” keluhku. Duniaku
hilang…hilang karena suara Ibu. Dengan malas aku bangkit dari tempat tidur dan
menuju dapur. Cuci piring.</div>
<div class="MsoNormal">
*****</div>
<div class="MsoNormal">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Mimpi itu indah. Namun seringkali
orangtuaku marah, marah karena aku harus bangun. Bangun dari mimpiku. Dan hidup
didunia nyata yang menyakitkan dan menyebalkan. Dunia nyata, dimana penuh
dengan persaingan. Yang hebat yang menang. Tapi, Aku benci itu. Benci jika
hidup harus biasa-biasa saja. Karena aku yakin kesuksesan seperti Bill Gates,
Henry Ford, and James Watt adalah punya impian.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Kita harus realistis. Jangan mimpi
terlalu tinggi entar kalo jatu sakit” celetuk Ariya, temanku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Tapi
mimpi membuat kita hidup” protesku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Mimpi itu hanya membuat kita
berharap, sedangkan hidup itu keras dimana kita harus berjuang untuk hidup”
jelas arya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Apakah salah kalau kita punya mimpi
dalam hidup ini”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Ngga. Asalkan yang real aja.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Real? Maksudnya?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Mimpi yang dapat kita capai.
Contohnya ketika tamat dari sini, kita jadi pegawai negeri. Setelah itu menikah
dan hidup bahagia bersama anak dan suami kita. Itu mimpi.” </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“O…..” jawabku malas-malasan.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Mangnya apa mimpimu?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Mimpiku
adalah melanjutkan kuliah diluar negeri. Aku ingin jadi pembicara disetiap
ajang seminar dan workshop. Menjadi guru yang disayangi murid, menjadi
motivator bagi semua orang dan menikah dengan bule” ceritaku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Hahahaha…” tawa Arya meledak.
“Kawin dengan bule, mau memperbaiki keturunan?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Arya hanya menggubris pernyataan
terakhirku <i>menikah dengan bule</i>. Arya pikir aku pasti gila, ingin kawin
dengan bule makanya tertawa begitu lepas.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Lucu ya?” ujarku sambil menatap
tajam kearah Arya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Ya iyalah lucu. Apakah kamu tau
setiap muslimah itu pasti bermimpi ingin menikah dengan laki-laki soleh yang
dapat dijadiin imam dan alhamdulillah kalo suaminya ganteng dan tajir. Dan
kamu, yu? Menikah dengan bule?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Memang ga boleh?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Bukan gak boleh, mustahil aja.
Apalagi rata-rata bule itu non muslim. Apa lo mau nikah dengan laki-laki bukan
Islam. Udah deh yang realistis aja, ngga usah muluk-muluk.” Kata Arya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“muluk-muluk?” kataku pelan.</div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
****</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Indonesia adalah Negara kaya bahkan
sangat kaya. Tetapi malangnya untuk belajar saja kami harus menyeret bangku dan
bersempit-sempit riya. Aku heran, habis kemana sih biaya yang kami keluarkan?
Kalau dalam ruangan yang luasnya sekitar 6x6 meter harus diisi 75 mahasiswa. Bagaimana
Indonesia bisa advance, udah belajar dalam ruangan yang padat ditambah lagi
mahasiswa yang statusnya agent of change ngga serius belajar. Ada yang
facebookan, sms, ngerumpi dan berbagai macam aktifitas yang menghancurkan
konsentrasi belajar. Pantas kalo Indonesia banyak hutang, toh generasi mudanya
macam beginian. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Daripada mikirkan calon-calon
intelek Indonesia lebih baik aku kembali dalam duniaku. Dunia milikku. Aku
mulai berpikir, kali ini tentang motivasi. Melihat kawan-kawanku tak serius
belajar aku berkesimpulan mereka pasti orang biasa, yang ingin hidup biasa.
Tanpa motivasi untuk hidup lebih baik. Entahlah, apakah mereka merasa hebat
hanya sebagai penikmat. Mengekor pada barat bukannya belajar untuk menjadi
hebat seperti barat layaknya Jepang dan Korea Selatan. Jepang di akui karena
kehebatannya dalam teknologi sedangkan Korea Selatan diakui dunia karena
pelayanan umum terbaik. Dan kini cina, yang produknya membanjiri Indonesia.
Bagaimana dengan Indonesia? </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Oleh karena itu, aku senang hidup diduniaku.
Karena ketika aku hidup dalam duniaku, aku ingin menjadi Bill Gates, aku ingin
menjadi Henry ford, aku ingin menjadi seperti orang-orang sukses didunia.
Namun, Idola utamaku tetap Muhammad, karena tak ada yang sehebat beliau didunia
ini, yang rela disiksa demi umatnya. Mimpi Rasulullah hanya 1, islam jaya
dimuka bumi. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Muhammad saw, Bill Gates, Henry Ford
dan orang-orang hebat dan sukses adalah pemimpi-pemimpi besar. Mereka tak
mungkin bisa menjadi hebat tanpa mimpi. Spekulasi yang bagus. Bicara tentang
mimpi, mengingat orang-orang hebat membuatku semakn yakin ingin hidup
diduniaku. Tanpa peduli kata orang tua, kakak dan teman-temanku. Bahwa mimpi
harus yang muluk-muluk. </div>
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: center;">
*****</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Selamat, anda telah sampai di tahap
wawancara. Tahap ini adalah tahap penentuan, karena dari sekian ribu pelamar
hanya seratus yang samapai ditahap ini dan akan dipilih 20 sebagai penerima
beasiswa.” Ujar penguji beasiswa didepanku. </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Terima kasih, pak.” Jawabku.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Apa motivasi anda meng-apply
beasiswa ini?” Tanyanya.</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Dream.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Penguji itu terdiam, mungkin aneh
mendengar jawabanku. Aku tahu dia pasti berpikir aku aneh, ataupun dia berpikir
aku adalah orang yang bertele-tele. Terbukti dengan pertanyaan selanjutnya
“Cuma itu.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Itu yang pertama dan yang kedua
adalah aku ingin menjadi motivasi buat murid-muridku. Aku ingin membuktikan
bahwa ilmu tidak harus berakhir dibangku sekolah.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Maksud anda?”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Life long learning.” </div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Oh..itukan bisa Anda dapatkan
dimana saja bukan dibeasiswa ini.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
“Memang benar pak. Tapi aku mengenal
istilah learn and study dari bahasa inggris dan aku ingin belajar dinegeri asal
muasal kata ini berasal. Pasti mereka punya alasan mengapa ada learn dan
study.”</div>
<div class="MsoNormal" style="line-height: 200%; text-align: justify;">
Aku melihat kepusingan di wajah
penguji itu. Apakah dia pusing dengan jawabanku atau he got my point. Tapi kali
ini yang kutahu hanya pasrah, karena yang harus kulakukan kali ini tinggalah
tawakal. </div>
Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-22365183458832332932012-03-30T15:15:00.000-07:002012-03-30T15:15:00.913-07:00LIFE<div class="MsoNormal">If you know life is so beautiful</div><div class="MsoNormal">I’m sure you can’t stop enjoying it</div><div class="MsoNormal">If you know life is so colourful</div><div class="MsoNormal">I’m sure you can paint the beautiful rainbow on it</div><div class="MsoNormal">But if you know it is temporary</div><div class="MsoNormal">And life is not always that you expect</div><div class="MsoNormal">You can’t stop complaining how is it like</div><div class="MsoNormal">Sometimes life is black and white</div><div class="MsoNormal">Sometimes life is grey</div><div class="MsoNormal">Won’t you run from it?</div><div class="MsoNormal">The path we through in is not always straight</div><div class="MsoNormal">The way we have is not always flat</div><div class="MsoNormal">Life is like a wave on the ocean</div><div class="MsoNormal">Sometimes big and high</div><div class="MsoNormal">Sometime small and quite </div><div class="MsoNormal">But behind this, there is a beautiful view</div><div class="MsoNormal">That’s a life we never know how’s life is</div><div class="MsoNormal">We only live and do the best we can</div><span style="font-family: "Calibri","sans-serif"; font-size: 11.0pt; line-height: 115%; mso-ansi-language: EN-US; mso-ascii-theme-font: minor-latin; mso-bidi-font-family: "Times New Roman"; mso-bidi-language: AR-SA; mso-bidi-theme-font: minor-bidi; mso-fareast-font-family: Calibri; mso-fareast-language: EN-US; mso-fareast-theme-font: minor-latin; mso-hansi-theme-font: minor-latin;">For create a better life we have</span>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-47155591762649461542012-03-30T15:05:00.002-07:002012-03-30T15:05:24.590-07:00Ketika Penat Menyapa<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ladang yang kita garap tak selamanya baik</span><br />
<div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tanaman dapat tumbuh subur dan berbuah indah</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Terkadang kita harus turun diladang tandus</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Membuka lahan dengan banyak hama menyerang</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penatpun dating membuat semangat kadang pudar</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Beban semakin meninggi dan hasil yang diharap</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tak kunjung hadir, meski usaha tak berhenti</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penatpun semakin menyapa dan kadang memaksa</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berhentilah jika kau tak mampu bertahan </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berpikirlah sejenak dan cari udara segar</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Penat tak bisa dipaksa dengan semangat membara</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Karena bukan buah yang manis dan ranum kau dapatkan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tetapi buah kekecewaan yang mengarahkan kehancuran</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika penat menyapa jangan kau balas dengan keluhan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Balaslah dengan senyuman dan kebijakan</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Katakan pada penat “Aku berhenti tapi aku akan kembali”</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pastikan pada penat bahwa ini hanya sejenak</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mungkin saat ini aku gagal dan ladang ini masih gersang</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi nanti saat aku kembali </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Akan kubawa bibit dan alat terbaik</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk menggarap ladang ini kembali</span></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-55315439304855872222012-03-14T04:22:00.001-07:002012-03-14T04:24:08.569-07:00Diantara KitaDiantara kita ada jarak bermil-mil tak terjangkau<br />
Dibatasi oleh benteng-benteng menjulang menggapai langit<br />
Tak terhitung detingan detik disela waktu manusia<br />
Hanya tembikar coklat tebakar, bukti kita pernah bersama<br />
Danau terluas maupun Niagara adalah saksi<br />
Diantara kita sudah putih tak ada garis-garis layaknya kertas tulis<br />
Aku disini dan engkau disana<br />
Diantara kita sudah tak ada rasa<br />
Hanya ada kekosongan yang hampa penuh dengan rekayasa<br />
Senyum kita palsu<br />
Sedih kita juga palsu<br />
Apalah yang ada diantara kita<br />
Diantara kita hanya ada meteran langkah<br />
Penuh manusia yang berwajah seribuAnonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2510518520453591820.post-78050469464392114172012-03-11T17:48:00.000-07:002012-03-11T17:48:17.508-07:00Jalan Masih Buram<div class="mbl notesBlogText clearfix"><div>Jalan itu panjang bukan selangkah sampai<br />
Perlu banyak waktu agar sampai tujuan<br />
Kadang kala penuh dengah halang merintang<br />
Membuat hati ciut ingin menyerah<br />
Berhenti sejenak untuk istirahat bukah salah<br />
Namun jangan pernah berhenti melangkah<br />
<br />
Jalan ini masih panjang dan kita belum sampai<br />
Masih banyak likuan, masih banyak rintangan<br />
Ujung belum terpandang, masih buram<br />
Seperti apa akhir tak ada yang tahu<br />
Tak ada yang bisa menebak<br />
Yang ada hanya tetap berjalan<br />
<br />
Jalan masih buram kawan<br />
Hanya warna abu-abu yang tampak<br />
Masih ada banyak harapan<br />
Masih dapat melakukan perubahan<br />
Teruslah berjalan, jangan berhenti dipersimpangan</div></div>Anonymoushttp://www.blogger.com/profile/00374059990497347242noreply@blogger.com0