RSS

Friday, December 30, 2011

Mutiara Teladan dari Umar Bin Abdul Azis

Beberapa pelajaran berharga dari perjalanan hidup sang kholifah yang adil tersebut:
  1. Kebaikan pemimpin akan membawa kebaikan untuk rakyatnya dan sebaliknya kezaliman seorang penguasa akan berakibat kerusakan pada rakyatnya. Oleh karenanya, merupakan ciri dan tanda Ahlus Sunnah adalah mereka selalu mendo'akan kebaikan untuk para pemimpin mereka, berbeda dengan ahlul bid'ah justru mereka senang mengumpat dan membeberkan kejelekan-kejelekan pemimpinnya di mimbar-mimbar mereka dan di majelis-majelis mereka. Na'udzubillah.
  2. Seorang pemimpin yang sholih adalah seorang pemimpin yang mendahulukan kepentingan rakyatnya, membantu orang-orang yang lemah, menolong orang-orang miskin dan terzalimi; bukan pemimpin yang hanya memperkaya dirinya dengan mengambil harta kaum muslimin secara zalim.
  3. Ilmu yang sebenarnya adalah ilmu yang akan mengajari seseorang bersikap waro', tawadhu', dan peka terhadap keadaan saudaranya, maka ilmu itu akan menambah kedekatannya kepada Robbnya sehingga tatkala ia menjadi pe-mimpin maka ia akan menjadi pemimpin yang adil yang melaksanakan apa yang menjadi tugas dan kewajibannya dan bila ia pun menjadi rakyat biasa maka ia akan menjadi rakyat yang taat kepada pemimpinnya dan melaksanakan apa yang menjadi kewajibannya sehingga kebahagiaan individu dan masyarakat akan dapat terwujud baik di dunia maupun di akhirat.
Wallohu A'lam.

Sumber: Majalah Al-Furqon No.114 Ed 11 Th. Ke-10_1432 H
WWW.IBNUMAJJAH.WORDPRESS.COM

Tidak Akan Sia-sia

Berbuat baik, menyerukan kebaikan ataupun mendoakan seseorang agar menjadi lebih baik adalah suatu tindakan mulia. Sebuah tindakan yang menginginkan adanya perubahan. Sebuah perbuatan yang akan menjadi refleksi bagi diri ketika apa yang kita ajak atau serukan tak tampak dari perilaku diri kita. Sebuah tindakan yang tak pernah sedikitpun menjadi sia-sia.

Terkadang seruan untuk berbuat baik itu terasa sulit apabila orang-orang yang diajak untuk berbuat baik tidak menunjukan respon positif. Tetapi, janganlah pernah berhenti karena  sekecil apapun kebaikan yang kita lakukan akan memberi efek meskipun orang-orang tidak menyadarinya.  Sebagaimana yang sering dikutip dalam hadist Nabi, “janganlah engkau memandang rendah bentuk apapun dari kebaikan, walaupun engkau hanya bertemu dengan saudaramu dengan muka manis”.

Senyum adalah awal dari kebaikan. Salam adalah langkah awal dari berbuat baik. Perkataan yang baik adalah seruan utama kebaikan. Mendoakan adalah langkah akhir agar kebaikan yang disebar akan tumbuh subur dan menjalar menjadi buah-buah kebaikan.  

Janganlah berputus asa dengan mengatakan “ ah.. ini sia-sia, dia tidak akan berubah.”  Karena Allah telah memberikan jawaban kepada kita dalam QS. Al, Zalzalah ayat 7 “Siapa yang mengerjakan kebaikan sebesar biji ‘dzarah’ niscaya ia akan melihat balasannya”. Pasti akan berubah, keyakinan kepada Allah adalah langkah terakhir. Karena hanya Allah yang menentukan sedangkan kita hanyalah hamba Allah yang terus berusaha mengajak dan menyebarkan kebaikan. Fighting!!!